Kamis, 03 Januari 2019

Pendidikan. Revolusi industri keempat (4.0) Mulai Di Terapkan Di SMP PGRI 6”
















Pendidikan. Revolusi industri keempat (4.0)  Mulai Di Terapkan Di SMP PGRI 6”
Dunia pendidikan sepertinya tidak bisa terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi, jika kita tidak ingin menyebut revolusi industri. Perkembangan informasi dan komunikasi teknologi yang semakin masif dan cepat dewasa ini harus diakui telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap dunia pendidikan. Revolusi industri keempat (4.0) atau bisa disebut sebagai revolusi digital memberikan tawaran yang sangat menarik bagi dunia pendidikan, utamanya berkaitan dengan akses terhadap beragam informasi dan kemudahan untuk membagikan beragam informasi tersebut secara cepat hampir dimanapun, kemanapun dan kapanpun.Kemudahan untuk mengakses dan membagikan beragam informasi tersebut secara tidak langsung memberikan tawaran segar bagi kemudahan penerapan heutagogy learning (self-determined learning) yang sebenarnya sudah ditawarkan sejak  lebih dari satu dekade silam. Heutagogi menawarkan kebebasan kepada pebelajar (learner) untuk menetukan (determine) sendiri belajarnya.Meliputi konten yang akan dipelajari, strategi belajar yang akan digunakan dan jenis asesmen yang akan digunakan, seperti dijelaskan Stewart Hase & Chris Kenyon (2013) bahwa “… the essence of heutagogy is that in some learning situations, the focus should be on what and how the learner wants to learn, not on what is to be taught…”. Dengan kata lain, heutagogi memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk menentukan pilihan secara bebas tentang apa yang akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya.Atau, seperti dianalogikan Waras Kamdi (Kompas, 2018) heutagogi bisa dianalogikan sebagai suatu cara menghidangkan makanan dengan bentuk prasmanan, di mana  orang yang akan menikmati hidangan memiliki kebebasan untuk memilih apa yang akan disantap, media apa saja yang pas untuk digunakan dan bagaimana cara menyantapnya.Heutagogi menawarkan kolaborasi aktif (double hands) untuk menentukan pembelajaran, meliputi konten apa yang tepat untuk dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana bentuk penilaian yang akan digunakan untuk membuktikan bahwa suatu kompetensi sudah berhasil dikuasai dengan baik. Learner dan teacher saling bertukar pikir tentang apa yang pas untuk dipelajari oleh pebelajar dan bagaimana cara membelajarkannya atau langkah-langkah pembelajaran dan sumber-sumber belajar apa yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditentukan tersebut. Dengan kata lain
SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli  dan Berbudaya Lingkungan Yang Terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  Pada Hari Kamis 3/1/2019 , Hari Kedua Masuk sekolah SMP PGRI 6 Surabaya dalam Proses Belajar Mengajar ada Sedikit Perubahan Cara Mengajar yang dilakukan Oleh Bapak / Ibu Dewan Guru ,  Dalam Kesempatan ini Ibu Mei Ratna Susanti , S.Si Selaku Guru Mata Pelajaran IPA Hari Ini Mengajarkan 2 Kelas Yaitu Kelas 8 Serta Kelas 9 yaitu Pembelajaran Berbasis DIGITAL , Dimana Seluruh Siswa Dimasukan Ke Dalam Ruang Multimedia Yang Di Miliki SMP PGRI 6 Surabaya , Alhamdulilah Seluruh Siswa Sangat antusias Mengikuti kegiatan Pembelajaran  tersebut yang langsung  Terhubung dengan Internet. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd Mengungkapkan bahwa Tujuan dari ini adalah Guru Harus Mampu Menerapkan Revolusi Pendidikan Industri4,0 Yaitu Pendidikan Berbais Di Gital Karena zaman Saat Ini Tidak bisa lepas Dengan yang namanya Era Digital, Kepala Sekolah Kelahiran April 1984 Berharap agar  Bapak / Ibu Dewan Guru Bisa Memakai Ruang MULTIMEDIA Tersebut Untuk Kegiatan Pembelajaran , Beliau Berharap Agar  Guru  Dalam Memberikan Tugas Kepada Siswa Sudah Tidak Perlu Menggunakan Buku Tulis Tetapi Di Kerjakan Dan Di kirim Melalui Email , Sehingga Harapannya Siswa Dan Guru Bisa Melek IT, Serta Siswa / Siswi Bisa Senang Mengikuti Pembelajaran Di Sekolah Dengan Metode Pembelajaran Baru tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar