Pendidikan. Revolusi industri keempat (4.0) Mulai Di Terapkan Di SMP PGRI 6”
Dunia
pendidikan sepertinya tidak bisa terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi,
jika kita tidak ingin menyebut revolusi industri. Perkembangan informasi dan
komunikasi teknologi yang semakin masif dan cepat dewasa ini harus diakui telah
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap dunia pendidikan. Revolusi
industri keempat (4.0) atau bisa disebut sebagai revolusi digital memberikan
tawaran yang sangat menarik bagi dunia pendidikan, utamanya berkaitan dengan
akses terhadap beragam informasi dan kemudahan untuk membagikan beragam
informasi tersebut secara cepat hampir dimanapun, kemanapun dan kapanpun.Kemudahan
untuk mengakses dan membagikan beragam informasi tersebut secara tidak langsung
memberikan tawaran segar bagi kemudahan penerapan heutagogy learning
(self-determined learning) yang sebenarnya sudah ditawarkan sejak lebih dari satu dekade silam. Heutagogi
menawarkan kebebasan kepada pebelajar (learner) untuk menetukan (determine)
sendiri belajarnya.Meliputi konten yang akan dipelajari, strategi belajar yang
akan digunakan dan jenis asesmen yang akan digunakan, seperti dijelaskan
Stewart Hase & Chris Kenyon (2013) bahwa “… the essence of heutagogy is
that in some learning situations, the focus should be on what and how the
learner wants to learn, not on what is to be taught…”. Dengan kata lain,
heutagogi memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk menentukan pilihan
secara bebas tentang apa yang akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya.Atau,
seperti dianalogikan Waras Kamdi (Kompas, 2018) heutagogi bisa dianalogikan
sebagai suatu cara menghidangkan makanan dengan bentuk prasmanan, di mana orang yang akan menikmati hidangan memiliki
kebebasan untuk memilih apa yang akan disantap, media apa saja yang pas untuk
digunakan dan bagaimana cara menyantapnya.Heutagogi menawarkan kolaborasi aktif
(double hands) untuk menentukan pembelajaran, meliputi konten apa yang tepat
untuk dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana bentuk penilaian
yang akan digunakan untuk membuktikan bahwa suatu kompetensi sudah berhasil
dikuasai dengan baik. Learner dan teacher saling bertukar pikir tentang apa
yang pas untuk dipelajari oleh pebelajar dan bagaimana cara membelajarkannya
atau langkah-langkah pembelajaran dan sumber-sumber belajar apa yang digunakan
untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditentukan tersebut. Dengan kata lain
SMP
PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli
dan Berbudaya Lingkungan Yang Terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 –
9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir
Pada Hari Kamis 3/1/2019 , Hari Kedua Masuk sekolah SMP PGRI 6 Surabaya
dalam Proses Belajar Mengajar ada Sedikit Perubahan Cara Mengajar yang dilakukan
Oleh Bapak / Ibu Dewan Guru , Dalam Kesempatan
ini Ibu Mei Ratna Susanti , S.Si Selaku Guru Mata Pelajaran IPA Hari Ini
Mengajarkan 2 Kelas Yaitu Kelas 8 Serta Kelas 9 yaitu Pembelajaran Berbasis
DIGITAL , Dimana Seluruh Siswa Dimasukan Ke Dalam Ruang Multimedia Yang Di
Miliki SMP PGRI 6 Surabaya , Alhamdulilah Seluruh Siswa Sangat antusias
Mengikuti kegiatan Pembelajaran tersebut
yang langsung Terhubung dengan Internet.
Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd Mengungkapkan
bahwa Tujuan dari ini adalah Guru Harus Mampu Menerapkan Revolusi Pendidikan
Industri4,0 Yaitu Pendidikan Berbais Di Gital Karena zaman Saat Ini Tidak bisa
lepas Dengan yang namanya Era Digital, Kepala Sekolah Kelahiran April 1984
Berharap agar Bapak / Ibu Dewan Guru
Bisa Memakai Ruang MULTIMEDIA Tersebut Untuk Kegiatan Pembelajaran , Beliau
Berharap Agar Guru Dalam Memberikan Tugas Kepada Siswa Sudah
Tidak Perlu Menggunakan Buku Tulis Tetapi Di Kerjakan Dan Di kirim Melalui
Email , Sehingga Harapannya Siswa Dan Guru Bisa Melek IT, Serta Siswa / Siswi
Bisa Senang Mengikuti Pembelajaran Di Sekolah Dengan Metode Pembelajaran Baru
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar