Selasa, 31 Desember 2019

“ Tetap Semangat Berlatih Untuk Meraih Prestasi dengan Teman Sebaya “






























“ Tetap Semangat Berlatih Untuk Meraih Prestasi dengan Teman Sebaya “
Berbagai penelitian dalam pendidikan, di antaranya yang dilakukan oleh Zimmerman dan Risemberg (dalam Sungur & Tekkaya, 2006) menunjukkan bahwa keyakinan dan kesadaran untuk memperbolehkan siswa menjadi pembelajar yang bebas sangat berhubungan dengan peningkatan mutu akademis. Pandangan tersebut mampu memberikan peningkatan pada proses belajar mengajar dalam kelas dan faktor-faktor kontekstual lainnya yang secara meyakinkan akan berpengaruh pada pembelajaran siswa dan motivasi. Hal ini berarti guru harus memperhatikan pada usaha strategi siswa untuk mengatur prestasi dan proses-proses yang terjadi dalam belajarnya. Proses-proses regulasi-diri dan kepercayaan yang terfokus pada penelitian sistematis tentang variabel yang mempengaruhi belajar berdasar regulasi-diri pada siswa. Kemampuan siswa meregulasi-diri dalam proses belajar-nya merupakan kegiatan yang penting dalam proses belajar siswa. Menurut Alsa (2005), teori belajar sosial kognitif sudah menjelaskan konsep ideal pembelajar yaitu pembelajar berdasar regulasi-diri. Istilah belajar berdasar regulasi-diri merupakan terjemahan dari kata asing self-regulated learning. Belajar berdasar regulasi-diri merupakan topik yang sering diteliti dan dipelajari pada beberapa tahun terakhir. Berbagai variabel yang mempengaruhi variabel belajar berdasar regulasidiri diantaranya model pembelajaran Problem Based Learning (Hurk, 2006; Sungur & Tekkaya, 2006), prokastinasi (Wolters, 2003), masa studi (Mullen, 2007), lingkungan belajar, regulasi-diri kognitif, motivasi belajar (Young 2005), kelas akselerasi, tingkat integrasi IT (information technology) yang meliputi kemampuan penggunaan IT dan sikap terhadap IT, motivasi belajar serta interaksi guru dan murid (Yen dkk, 2005). Berdasarkan model triadik resiprokal dari Bandura, perspektif pembelajaran sosial kognitif belajar berdasar regulasi-diri menekankan dinamika, interaktif dan hubungan triadik resiprokal di antara lingkungan, individu, dan perilaku. Lebih lanjut Bandura menjelaskan peran agen pembelajaran (siswa) dalam merundingkan perkembangan dan mengatur secara langsung pemikiran-pemikiran dari siswa tentang tujuan akademis yang sesuai serta bertindak secara reaktif dan reflektif menyediakan situasi pembelajaran personal siswa (Woolfolk, 2007). Lingkungan atau pengaruh sosial berperan sebagai model, strategi instruksi atau umpan balik (elemen lingkungan untuk siswa) dapat berpengaruh pada faktor pribadi siswa seperti tujuan, kepekaan efikasi untuk tugas (menjelaskan bagian berikutnya dari pelajaran), atribusi (keyakinan tentang kesuksesan dan kegagalan), dan proses regulasi-diri seperti perencanaan, monitor diri dan kendali terhadap gangguan. Model interaksi antara lingkungan, individu, dan perilaku merupakan interaksi timbal balik yang saling menentukan sehingga pada proses tersebut regulasi-diri terjadi (Schunk dalam Woolfolk, 2007). Model triadik resiprokal dari Bandura juga dijelaskan dalam Mullen (2007) yang membahas tentang perkembangan belajar berdasar regulasi-diri. Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan bahwa tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Pengajaran tutoring merupakan pengajaran melalui kelompok yang terdiri atas satu siswa dan satu pengajar (tutor, mentor) atau boleh jadi seorang siswa mampu memegang tugas sebagai mentor, bahkan sampai taraf tertentu dapat menjadi tutor (Winkel, 1996:401). Secara singkat pengertian tutor dapat diartikan sebagai orang yang memberikan tutorial atau tutoring, sedangkan tutorial atau tutoring adalah bimbingan yang dapat berupa bantuan, petunjuk, arahan ataupun motivasi baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan agar siswa dapat lebih efisien dan efektif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (Tim Perumus, 2008:150) dijelaskan bahwa  baya adalah umur, berumur atau tua, sedang sebaya adalah sama umurnya (tuanya), atau hampir sama (kekayaannya, kepandaiannya, dsb), seimbang atau sejajar. Pengertian lain sebaya menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hampir sama; (Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, 1994:367). Dalam kamus konseling (Sudarsono,1997:31), teman sebaya berarti teman-teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok prapuberteit yang mempunyai sifat- sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis. Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya, mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya. Interaksi antara kawan membuka mata anak terhadap pola tingkah laku yang berlaku dalam kebudayaan tertentu, yang sering dilakukan. Dengan demikian, interaksi ini cenderung untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk pergaulan yang berlaku. Interaksi antara kawan itu menyebakan tersedianya contoh yang lebih representatif tentang apa yang boleh dilakukan dalam kebudayaan itu dibanding dengan yang tersedia di rumah. Menurut Suryo dan Amin (1984:51), bantuan yang diberikan teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya. Dalam satu kelas selisih usia antara siswa satu dengan siswa yang lain tentu relative kecil atau hampir sama, sehingga dalam satu kelas terdapat kelompok teman sebaya yang saling berinteraksi antara siswa satu dengan yang lain sehingga akan terbentuk pola tingkah laku yang dipakai dalam pergaulan mereka. Dalam interaksi tersebut tidak menutup kemungkinan antar siswa satu dengan siswa yang lain saling membantu dan membutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya(Suherman, 2003:277). Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model pembelajaran tutor sebaya ini, mereka (para tutor) harus berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan sosial. Dengan demikian, beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang– orang lain, dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Percobaan menggunakan siswa sebagai guru atau tutor sebaya telahberlangsung di negara lain yang sudah maju dan telah menunjukkankeberhasilan. Dasar pemikiran tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandaimemberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah atau di luar sekolah / di luar jam mata pelajaran (Semiawan, 1985:70). Tutor teman sebaya adalah perekrutan salah satu siswa guna memberikan satu per satu pengajaran kepada siswa lain, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui partisipasi peran tutor dan tutee. Tutor memiliki kemampuan lebih dibandingkan tutee, tapi pada beberapa variasi tutorial jarak pengetahuan yang dimiliki antara tutor dan tutee minimal (Roscoe & Chi, 2007). Hisyam Zaini (dalam Amin Suyitno, 2002:60) mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya. Metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi teman-temannya, dimana siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum faham terhadap materi/ latihan yang diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif. Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya (Suherman,  dkk. 2003). Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Sukmadinata, 2007). Inti dari metode pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan. Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif, siswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok berani mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa yang diajar sangat tinggi. Penerapan metode belajar mahasiswa aktif yang bervariasi dan pelaksanaan tutorial, serta adanya system evaluasi yang konsisten cukup efektif digunakan dalam perkuliahan yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar mahasiswa. Pelaksanaan tutorial teman sebaya dapat membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan belajar terutama dalam mengerjakan soal-soal latihan. Penerapan model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan. Peer tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah dan solusi dalam menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran komputer terutama disekolah-sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana memadai, tenaga pengajar yang kurang, jumlah siswa dikelas yang sangat besar, dan dana yang terbatas. Pembelajaran dengan memanfaatkan peer tutoring dan peer assessment ternyata mampu mengoptimalkan pembelajaran komputer, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi sekarang ini (Arikunto, S. 2006). Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya (Suyitno. 2004). Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar dapat orang lain selain guru, melainkan teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarganya dirumah. Sumber belajar bukan guru dan dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai. (Suherman, dkk. 2003). Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Dengan system pembelajaran menggunakan tutor sebaya akan membantu siswa yang nilainya dibawah KKM atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru diantara mata pelajaran. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau kera hati terhadap social kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan. Model tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. (Martinis, 2007). Tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar yang cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan (Muntasir, 1985). Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran (Ribowo. 2006). Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif, siswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok berani mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa yang diajar sangat tinggi (Riyono. 2006). Penerapan metode belajar siswa aktif yang bervariasi dan pelaksanaan tutorial, serta adanya system evaluasi yang konsisten cukup efektif digunakan dalam perkuliahan yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan tutorial teman sebaya dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar terutama dalam mengerjakan soal-soal latihan (Hidir Yakub dan Sunyono. 2005). Penerapan model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan (Johar Maknun dan Toto Hidajat Soehada). Pada kasus pembelajaran Matematika, model pembelajaran tutor sebaya lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa (Ika Marlita Sari. 2006). Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Dengan system pembelajaran menggunakan tutor sebaya akan membantu siswa yang nilainya di bawah KKM atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru diantara mata pelajaran. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap social kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan. (Arikunto, S. 2006) Model tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. (Yamin,  2007). Tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar yang cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan (M. Saleh Muntasir, 1985).  Melalui tutor sebaya ini siswa bukan hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi tutor melakukan repetition (pengulangan) dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih paham dalam setiap bahan ajar yang disampaikan. prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektualemosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh  Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.
Dengan usaha dan semangat yang keras , walaupun tidak ada Pelatih Pramuka Yang sakit , tidak menjadi penghalang bagi siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Selasa 31/12/2019 Yang merupakan hari Libur di gunakan oleh seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya TIM INTI Pramuka mengadakan Latihan Pramuka , Dalam kesempatan Latihan hari ini tidak didampingi oleh Pelatih Pramuka SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Kak SYAHRUL, S.Pd , Dimana Pelatih Kelahiran November 1986 Tersebut sedang sakit  di Rumah , tetapi mereka semua tetap berlatih dengan teman – teman sebaya nya dalam membuat Pionering 8 Tongkat tersebut, Mereka Semua sangat semangat dalam membuat Pionering 8 Tongkat tersebut. Menurut  Nur Hidayah Putri Dari Ibu HJ WAGINI , Beliau sangat semangat  walaupun liburan tidak menjadi penghalang untuk mengikuti latihan pramuka tersebut , Sedangkan ZAHRATUS SYITA Putri Dari  Rifqiyah Yang Di berikan amanah oleh Kak Syahrul , S.Pd mengajari dengan telaten membuat pioneering tersebut, Dalam kesempatan tersebut Seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya di dampingi  Oleh Ibu ANIS LAILY MUFIDAH , S.Pd  Selaku Kepala SDS AL-IKHLAS Surabaya , ibu Ketua Komite SMP PGRI 6 Surabaya Ibu SRI SUPADMI ,S.Pd dan Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak BANU ATMOKO , S.Pd, Seluruh TIM INTI Pramuka Baik SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS ,Mendoakan Untuk Kesembuhan Pelatih Pramuka KAK SYAHRUL , S.Pd semoga beliaunya sehat serta dapat mengajar dan mendidik kembali untuk meraih Prestasi di SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya

Minggu, 29 Desember 2019

“ Indahnya Perbedaan Dalam Keluarga “





















“ Indahnya Perbedaan  Dalam Keluarga “
Perbedaan merupakan keniscayaan yang dikehendaki oleh Allah Swt di muka bumi ini. Kitab suci Alquran pun mengakui perbedaan dan menganjurkan manusia menyikapinya dengan bijak. Dalam sejarahnya agama Islam sarat dengan warna-warni perbedaan. Islam mengajarkan umatnya agar semua perbedaan yang ada disikapi secara damai, bukan secara konfliktual, yakni dengan membangun kehidupan berlandaskan semangat kebersamaan dan saling menghormati antarsesama. Dalam pandangan manusia yang mau belajar dan memahami, perbedaan adalah kehendak Allah yang keberadaannya menjadi rahmat dan anugerah. Namun, perbedaan dijadikan sumber konflik oleh mereka yang tidak mampu mengambil ibrah dari ketetapan Allah, yaitu realitas kehidupan yang tidak mungkin bisa berjalan tanpa adanya kebinekaan. Hanya orang-orang yang terus belajar dan merefleksikan pikirannya yang akan mampu membuka tabir rahasia di balik kehendak Allah menciptakan perbedaan. Semakin tinggi tingkat perenungan seseorang, maka semakin bijaksana mengambil ibrah dan hikmah dari perbedaan yang ada. Di dalam Alquran Allah menegaskan bahwa penciptaan manusia dan semua makhluk dengan segala perbedaannya bukanlah hal yang sia-sia, melainkan ada hikmah yang luhur bagi manusia yang berpikir. Perbedaan penciptaan juga tidak dimaksudkan untuk menjadi sumber konflik bagi manusia. Allah menciptakan seluruh makhluknya berbeda-beda agar manusia saling mengenal dan merenungi makna indahnya perdamaian dalam perbedaan. Firman-Nya, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13). Sisi lain dari kehendak Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya berbeda juga bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan bagi sesama. Melalui perbedaan, antara manusia satu dengan yang lain bisa saling membutuhkan, melengkapi dan tolong-menolong. Hanya perbedaan dalam semangat perdamaian yang bisa membawa manusia menjadi makhluk yang berperadaban mulia dan adiluhung. Di dalam hidup yang penuh perbedaan ini, kita hendaknya menjadi pribadi yang pandai menilai diri, tidak gampang merasa paling benar baik dalam pemikiran maupun perilaku. Banyak orang acap kali terjebak dalam pendirian yang keliru, menganggap pemikiran dan pendapat orang lain sepenuhnya salah dan hanya pendapat pribadinya yang paling benar. Tentu saja sikap semacam itu bisa menimbulkan konflik di tengah perbedaan. Dalam konteks seperti itu, pernyataan Imam Al-Syafi’i, ulama terkemuka yang menjadi panutan mayoritas umat Islam di Indonesia, kiranya patut untuk dijadikan sebagai refleksi dan perenungan bersama-sama. Kata Imam Al-Syafi’i, “Pandanganku benar, namun ada kemungkinan salah, sedangkan pandangan orang lain salah, namun ada kemungkinan benar.” Pernyataan ini mencerminkan sikap dan pemikiran yang amat mendalam, karena ia tidak memonopoli kebenaran pendapat pribadinya. Imam Al-Syafi’i telah memberi ruang terhadap pendapat yang berbeda dan menghargai perbedaan itu sendiri. Pernyataan Imam Al-Syafi’i memberi pelajaran agar kita meletakkan hasil pencapaian orang lain dengan setara dengan semangat saling melengkapi, bukan kontestasi. Melalui pemikiran seperti itu perbedaan akan menjadi rahmat yang mendamaikan, bukan menjadi konflik yang memecah-belah.
Pada hari Minggu 29/12/2019 Keluarga Besar KASDI SISWOHARDJO  , mengadakan Kunjungan Peringatan Natal di rumah Saudara di kediaman Keluarga Besar WISNU Ramelan yang di adakan di Jln D Diatas F 1 D 3 Sawojajar Malang , Seluruh keluarga Besar KASDI SISWOHARDJO Mulai anak , Cucu sampai Cicit berkumpul jadi satu dengan keluarga besar WISNU RAMELAN , begitu guyub nya  keluarga besar ini  sangat akrab walaupun sudah menginjak ke Generasi yang Ke-3 , Menurut Ibu KASMIJATI Selaku  Saudara yang Paling Tua , Perbedaan tidak menghalangi Persaudaraan ini , beliau berharap kemesraan ini jangan cepat berlalu , tetap jalin silahturahmi antar saudara , karena dengan jalin silahturahmi walaupun jauh akan menambah usia serta kesehatan kita untuk berkah barokah selamanya.


Jumat, 27 Desember 2019

“ JANGAN TAKUT GAGAL JIKA INGIN MERAIH SUKSES”




























“ JANGAN TAKUT GAGAL JIKA INGIN MERAIH SUKSES”

Dalam hidup,  sering kali kita menemukan sebuah kegagalan, karena hidup tidak selamanya sesuai dengan apa yang kita inginkan.  Untuk itu, menikmati sebuah kegagalan adalah hal yang wajar untuk kehidupan kita. Seperti apa yang Buya Hamka katakan diatas bahwa kita tidak akan bisa melangkah ataupun belajar jika kita saja tidak pernah jatuh atau gagal. Maka dari itu penting untuk kita selalu belajar dari yang namanya sebuah kegagalan. Jangan jadikan kegagalan itu adalah akhir semua. Jangan jadikan jatuhmu adalah hal terakhir yang kamu lakukan. Ingat, hidup tidak akan berhenti hanya untuk menunggumu bangkit. Bangkit dan ciptakan keberhasilan dari sebuah kegagalan yang sudah kamu dapatkan,  karena sebuah kesuksesan hanya akan datang pada mereka yang berusaha mendapatkannya bukan pada mereka yang hanya mengharapkannya. Berbagai kegagalan akan terus datang selama kita berusaha meraih kesuksesan, yang hanya perlu kita lakukan adalah belajar sebanyak mungkin dari kegagalan tersebut sebagai pondasi untuk jalan kesuksesan kita. pada akhirnya sebuah kegagalan akan menjadi salah satu bagian dari lahirnya kesuksesan. Dengan gagal kita akan belajar bagaimana cara untuk bangkit dan sukses. Jadi, jangan pernah untuk takut gagal dalam meraih sebuah kesuksesan. Jangan takut jatuh,karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah kedua.”
Dalam dunia Pramuka  jangan sekali – kali Takut Gagal dan Takut Salah , Itu yang di sampaikan oleh Kak SYAHRUL , S.Pd selaku Pelatih Pramuka SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada hari SABTU 28/12/2019 , Pelatih Pramuka kelahiran November 1986 Tersebut mengajak seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya bermain ketangkasan PASER , Sebelum memulai PASER Tersebut KAK SYAHRUL , S.Pd memotivasi seluruh Peserta didik baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “ AL-IKHLAS Surabaya  bahwa dalam hidup ini Jangan Takut dalam Kegagala, karena kegagalan kunci dari sebuah kesuksesan , makanya di dalam pendidikan / dalam latihan kepramukaan ini kegagalan bisa diatasi dengan latihan yang tekun dan yang serta Konsentrasi yang tinggi , Selesai memberikan Motivasi tersebut  Pelatih Kelahiran November 1986 dan Alumni dari SMP Negeri 11 Surabaya tersebut mengajak seluruh Siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya untuk bangkit maju bersama meraih Prestasi, Selanjutnya Kak Syahrul mengajari seluruh siswa / siswi untuk bermain Ketangkasan yaitu bermain PASER , Dimana KAK SYAHRUL , S.Pd mengajarkan tekhnik dalam melempar tersebut , dengan ketelatenan  yang di ajarkan Kak SYAHRUL , S.Pd tersebut seluruh siswa / siswi bisa bermain Ketangkasan PASER Tersebut walaupun masih banyak Kendala dalam hal melempar , karena Kurang Konsentrasi dan Masih Guyon