“ Senangnya LOS 2018 Bersama LVRI Semampir “
“Pelajarilah
sejarah perjuanganmu sendiri yang sudah lampau, agar supaya tidak tergelincir
dalam perjuanganmu yang akan datang,” demikian dikatakan Bung Karno sambil
mengutip pujangga Skotlandia, Thomas Carlyle.
Jika kita menghayati kata-kata Bung Karno ini, maka kita akan segera
menggerutu bila menyaksikan “perilaku anti-kebudayaan” pemerintah sekarang ini,
yang telah menjual satu-persatu benda dan berbagai peninggalan bersejarah milik
bangsa ini. Soekarno pernah berkata, “jikalau engkau meninggalkan sejarah,
engkau akan berdiri di atas vacuum, engkau akan berdiri di atas kekosongan, dan
perjuanganmu nanti akan paling-paling bersifat amuk saja, seperti kera di gelap
gulita.”Iya, perkataan Bung Karno ini sangat tepat adanya, sebab manusia atau
bangsa manapun tidak akan bisa menghindar dari trilogi sejarah; masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan. Guna membangun bangsa (nation building) dari
kemerosotan kolonial, maka tidak bisa tidak tahap yang pertama sekali harus
dilakukan adalah membangun jiwa dan karakter sebuah bangsa. Ini bertujuan untuk
membangkitkan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa, membangun self-respect
terhadap kemampuan bangsa sendiri, supaya kita sanggup melakukan
b-e-r-d-i-k-a-r-i. Sejarah bangsa, baik yang gilang-gemilang ataupun yang pahit
dan menyedihkan, adalah pelajaran yang sangat penting bagi setiap generasi di
belakangan. Dari situ, generasi mendatang bisa mengetahui suka dan dukanya
perjuangan, mengetahui betapa beratnya mencapai kemerdekaan, sehingga mereka
punya tanggung jawab dan semangat yang membara pula untuk melanjutkan
perjuangan itu. Sebaliknya, bangsa yang telah kehilangan bukti-bukti
sejarahnya, tidak lagi mempunyai kebanggaan-kebanggaan di masa lalu, akan sangat
mudah terombang-ambing di jaman sekarang ini. Tidak bisa dipungkiri, bahwa di
saat generasi baru dibuat lupa dengan sejarah perjuangan bangsanya, proses
perjalanan bangsa ini pun seperti berjalan mundur. Dalam banyak kasus, proses
pemusnahan sebuah bangsa selalu diawali dengan penghancuran peninggalan sejarah
dan manipulasi terhadap sejarah. Itulah mengapa, kita menuntut agar pemerintah
punya tanggung jawab besar untuk terus merawat berbagai peninggalan bersejarah.
Dalam kepentingan itu, tentu saja, pemerintah tidak boleh “pelit” untuk
mengeluarkan anggaran pemeliharaan dan renovasi pusat-pusat peninggalan
sejarah.
SMP
PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang terletak di
Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada Hari Jum’at 20/7/2018 Spegrinam Surabaya Kedatangan Legiun Veteran
Republik Indonesia (LVRI ) Kecamatan Semampir yang di pimpin oleh Bapak Suwanto
, Dimana Kegiatan Tersebut merupakan Rangkaian dari Kegiatan Layanan Orientasi
Siswa Baru Tahun Pelajaran 2018 / 2019. Dalam sambutannya Banu Atmoko , S.Pd
Kepala Spegrinam Surabaya mengucapkan Selamat Datang Kepada Legiun Veteran
Republik Indonesia ( LVRI ) Kecamatan Semampir di Sekolah Hijau Bersih Nan Asri
SMP PGRI 6 Surabaya dimana Banu Atmoko , .SPd menyampaikan bahwa Kegiatan ini
tidak hanya di ikuti oleh Siswa Kelas 7 Tetapi Juga Peserta Didik Kelas 8 Dan
Kelas 9 Serta Peserta Didik SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Kelas 4 – Kelas 6, Dalam
Pengarahannya Bapak Suwanto Selaku Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia
Kecamatan Semampir menyampaikan bahwa
seluruh siswa / siswi Spegrinam Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya
untuk Tetap berprestasi , Berkarya Serta Menjauhi Obat – Obat Terlarang Dan
Minuman Keras serta Mengajak kepada Seluruh Siswa / Siswi Spegrinam Surabaya
Untuk Ingat Selalu Jasa Jasa Para Pahlawan
dengan cara Belajar yang rajin , Banyak Berdoa agar kelak Lulusan dari Spegrinam Surabaya
dan SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya menjadi pemimpin yang bijaksana dan adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar