Rabu, 20 Januari 2016

“ Mencetak Generasi Islami yang Berakhlaqul Karimah”

“ Mencetak Generasi Islami yang Berakhlaqul Karimah”
Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد النبي‎, mawlid an-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalanHijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh berkata: Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal. Dia merayakannya secara besar-besaran. Dia adalah seorang yang berani, pahlawan, alim dan seorang yang adil – semoga Allah merahmatinya. Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi bahwa dalam peringatan tersebut, Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama dari berbagai disiplin ilmu, baik ulama dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para ahli tasawuf, dan lainnya. Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan Maulid Nabi, dia telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandangan dan menganggap baik perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu. Ibn Khallikan dalam kitab Wafayat Al-A`yan menceritakan bahwa Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari Maroko menuju Syam dan seterusnya ke Irak. Ketika melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijriah, dia mendapati Sultan Al-Muzhaffar, raja Irbil tersebut sangat besar perhatiannya terhadap perayaan Maulid Nabi. Oleh karena itu, Al-Hafzih Ibn Dihyah kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang diberi judul “Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir”. Karya ini kemudian dia hadiahkan kepada Sultan Al-Muzhaffar.
Para ulama, semenjak zaman Sultan Al-Muzhaffar dan zaman selepasnya hingga sampai sekarang ini menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi adalah sesuatu yang baik. Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadits telah menyatakan demikian. Di antara mereka seperti Al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H), Al-Hafizh Al-Iraqi (w. 806 H), Al-Hafizh As-Suyuthi (w. 911 H), Al-Hafizh Al-Sakhawi (w. 902 H), SyeIkh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 974 H), Al-Imam Al-Nawawi (w. 676 H), Al-Imam Al-Izz ibn Abd Al-Salam (w. 660 H), mantan mufti Mesir yaitu Syeikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i (w. 1354 H), mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu Syeikh Mushthafa Naja (w. 1351 H), dan terdapat banyak lagi para ulama besar yang lainnya. Bahkan Al-Imam Al-Suyuthi menulis karya khusus tentang Maulid yang berjudul “Husn Al-Maqsid Fi Amal Al-Maulid”. Karena itu perayaan Maulid Nabi, yang biasa dirayakan pada bulan Rabiul Awal menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia, dari masa ke masa dan dalam setiap generasi ke generasi.
Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar. Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam pada masa Perang Salib.
Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,
صَلَاحِ الدِّينِ الَّذِي فَتَحَ مِصْرَ ؛ فَأَزَالَ عَنْهَا دَعْوَةَ العبيديين مِنْ الْقَرَامِطَةِ الْبَاطِنِيَّةِ وَأَظْهَرَ فِيهَا شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ
Artinya:
Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.
SMP PGRI 6 Surabaya , Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan  yang terletak di Jl. Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo , Kecamatan Semampir Pada hari  Rabu 20/1/2015   Mengadakan kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W 1437 H / 2016 M , Dalam kesempatan Peringatan Maulid Nabi tersebut hadir Ibu Camat Semampir Ibu Hj Hindun  Robbah , S.Pd , M.Si dan Bapak Lurah Wonokusumo  Bapak Andre , M.Si , dalam kesempatan ini Ibu Azamiyah , S.Pd . I Selaku Ketua Panitia Mengucapkan terimakasih dan dukungan semua pihak , selanjutnya sambutan Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menyampaikan  selamat datang kepada Ibu Camat Semampir di Sekolah Pinggiran dan Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menyampaikan bahwa Tema Peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W  1437 H / 2016 Adalah “ Dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W  kita tingkatkan Profesionalisme kerja untuk menjadikan generasi islam yang berakhlaqul karimah , selanjutnya Ibu Camat Semampir Ibu HJ Hindun Robbah , S.Pd , M.Si menyampaikan pesan kepada wali murid untuk  selalu menyayangi putra / putrinya  serta beliau berpesan atas nama Pemerintah Kota Surabaya agar mewaspadai orang – orang yang mencurigakan dan tidak di kenal  di masyarakat serta melaporkannya kepada pihak RT/RW bahkan sampai ke Kecamatan serta mewaspadai organisasi – organisasi yang benar, Sambutan berikutnya yaitu Bapak Lurah Wonokusumo Bapak Andre , M.Si  menyampaikan bahwa SMP PGRI 6 Surabaya walaupun sekolah pinggiran tetapi banyak sekali prestasi – prestasi , beliau berpesan kepada wali murid SMP PGRI 6 Surabaya jika punya saudara , tetangga untuk memasukan sekolah ke SMP PGRI 6 Surabaya & SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya yang sudah teruji dan terbukti mampu mencetak generasi yang berpretasi.

Acara Selanjutnya yaitu Ceramah Agama yang disampaikan oleh Bapak Drs. KH Imam Chambali Pengasuh Pondok Pesantren AL-Jihad Surabaya , Dalam ceramahnya berpesan agar para orang Tua / Wali Murid untuk selalu mendoakan anak – anak mereka walaupun anak – anak mereka nakal , karena anak itu adalah anugrah dari Tuhan yang harus di jaga  serta merekalah yang kelak mendoakan kita jika kita sebagai orang tua meninggal , Acara Terakhir penutup di isi oleh Hiburan Tari saman , Puisi SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya , Tari Ul tramen serta  Group AL- Banjari Spegrinam Surabaya sebagai penutup acara mauled Nabi Muhammad S.A.W tersebut , sebagai akhir acara Para wali murid baik SMP PGRI 6 Surabaya & SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya mendapatkan bingkisan dari sekolah, Menurut Ibu  Siti Asnah Wali Murid dari Aqidatul Izzah berharap SMP PGRI 6 Surabaya & SDS “ AL-IKHLAS “  semakin sukses dalam mendidik dan mengantarkan siswa / siswinya dalam menggapai prestasi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar