Minggu, 27 Oktober 2019

“ Bersatu Untuk Maju Menggapai Sebuah PRESTASI



























“ Bersatu Untuk Maju Menggapai Sebuah  PRESTASI “
Sebagai masyarakat Indonesia, kita tentu sudah tak asing lagi dengan kata persatuan dan toleransi. Kita juga tidak asing dengan kalimat Indonesia damai ataupun kalimat ajakan damai. Kenapa kita tidak asing? Karena Indonesia pada dasarnya adalah negara yang sangat beragam. Tidak hanya agama, bahasa, adat istiadat dan budaya masyarakatnya bisa saling berbeda satu dengan yang lainnya. Begitulah sejatinya Indonesia. Sebuah negara dengan warna-warna budaya yang melekat, seperti warna-warni bunga dalam sebuah taman yang indah. Namun dalam berjalannya waktu, keindahan budaya dan keragaman warna-warni tersebut, seringkali dipersoalkan oleh sebagian pihak. Kelompok radikal misalnya, mereka selalu menyatakan bahwa Indonesia tidak sesuai dengan syariat Islam. Karena keragaman agama tidak dibenarkan. Sementara, kelompok lain yang tidak menghendaki Indonesia damai, seringkali melontarkan provokasi dan ujaran kebencian, untuk menyulut kelompok lain. Aksi semacam inilah yang kemudian melahirkan persekusi, bahkan perilaku intoleran. Beberapa waktu lalu, ungkapan rasis mengemuka di Surabaya dan terus menyebar ke seluruh Indonesia. Korbannya adalah mahasiswa Papua. Akibat pernyataan rasis tersebut, telah memicu amarah masyarakat Papua. Aksi unjuk rasa terjadi hampir secara merata di tanah Papua. Bahkan sempat ada yang melahirkan aksi pembakaran sejumlah di tempat. Berawal dari sebuah ucapan melahirkan aksi kekerasan. Berawal dari sebuah kebencian melahirkan tindakan intoleran. Bayangkan, jika tidak ada ucapan rasis tersebut. Tentu kita semua akan bisa hidup saling berdampingan satu dengan yang lain, tanpa mempersoalkan perbedaan yang melekat dalam diri kita masing-masing. Memang betul antara masyarakat Papua dengan Kalimantan, atau masyarakat dari suku yang lain mempunyai karakter dan perbedaan yang melekat. Namun, apakah itu menjadi persoalan jika kita bisa hidup saling berdampingan? Bukankah kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan? Bukankah kita sama-sama masyarakat Indonesia? Mari kita saling introspeksi. Apakah ada gunanya kita saling membenci antar sesama? Apakah ada manfaatnya pernyataan rasis tersebut? Jika pernyataan tersebut justru akan melahirkan konflik, buat apa dimunculkan. Jika kita bisa bersatu seperti ketika merebut kemerdekaan, kenapa kita tidak bisa bersatu dalam rangka mengisi kemerdekaan? Simpan semua caci maki itu. Agama, adat istiadat dan budaya yang melekat dalam setiap suku-suku di Indonesia tidak ada yang mengajarkan saling membenci. Sebaliknya, semua justru melahirkan toleransi, saling menghargai dan tolong menolong antar sesama. Karena itulah, mari kita saling introspeksi dan belajar dari kesalahan yang ada. Stop provokasi dan ujaran kebencian atas alasan apapun. Sebarkan toleransi melalui media sosial dan platform apapun. Sebarkanlah pesan damai agar kerukunan antar generasi bisa tetap terjaga. Sebarkanlah pesan persatuan, agar keragaman ini tetap terjaga. Bersatu dan toleran merupakan kunci terciptanya Indonesia damai. Karena itu, lakukanlah. Sebagai generasi penerus, kita harus berkomitmen menciptakan Indonesia damai hingga kapanpun. Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara maju. Namun beberapa negara telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi) tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status 'negara maju'. Pengamat dan teoretis melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi. Banyak alasan menyatakan perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa memandang negara kaya menjadi kaya Karen eksploitasi dari negara miskin pada masa lalu, melalui imperialisme dan kolonialisme, atau pada masa sekarang, melalui proses globalisasi.
SMP PGRI 6 Surabaya Sebagai Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan Yang Terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Senin 28/10/2019 ,  Memperingati HARI SUMPAH PEMUDA Yang Ke – 91 , Dalam kesempatan ini yang menjadi PETUGAS Upacara adalah  Pengurus OSIS SMP PGRI 6 Surabaya , Dalam kesempatan ini yang bertindak menjadi Pembina UPACARA Adalah Ibu MEI RATNA SUSANTI , S.Si Selaku Waki Kepala SMP PGRI 6 Surabaya . Di Upacara Sumpah Pemuda Yang Ke – 91 , Pembina Upacara  Ibu MEI RATNA SUSANTI , S.Si Menyerahkan SERTIFIKAT Lomba Kepada Peserta Didik Yang Berprestasi yaitu  Regu CEMPAKA Yang Terdiri Atas 13 Siswa , REGU AYAM JAGO  Yang Terdiri ats 10 Siswa , Regu BOGENVILE  Terdiri tas 10 Siswa , Tim Gurita  yang terdiri atas 9 Siswa , Piagam tersebut di berikan atas Prestasinya Dalam Ajang Lomba PRAMUKA , Selanjutnya Juga Di serahkan SERTIFIKAT 10 Terbaik LOMBA ASAH TERAMPIL Dari PEMKOT Surabaya kepada MASAYU DINI SUCI ATI , Inayah , Yang Terakhir Penyerahan SERTIFIKAT Kepada Guru Guru PRESTASI Yaitu Ibu  ANIS LAILY MUFIDAH , S.Pd dalam kegiatan PELATIHAN MANAGERIAL Dengan DALE CARNIGIE Dan Pelatihan KEARSIPAN , Selanjutnya Yaitu IBU YENI EKA PRAWISTA , S.Pd Yaitu Pelatihan  PERPUSTAKAAN , Ibu YUNI ISMARYATI , S.Pd Pelatihan PERPUSTAKAAN  , Dalam kesempatan tersebut Ibu MEI RATNA SUSANTI , S.Si  mengajak seluruh Peserta Didik SMP PGRI 6 Surabaya Maupun SDS “ AL-IKHLAS Surabaya untuk menjaga Persatuan Dan Kesatuan Serta Mempertahankan NKRI , Serta Ibu MEI RATNA SUSANTI , S.Si  menghimbau Kepada Seluruh siswa / siswi  SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Tetap terus berprestasi dan berkarya , Hiasi masa – masa muda dengan segudang Prestasi – prestasi yang dimiliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar