“ Melalui Pramuka Kita
JAGA KEUTUHAN NKRI “
Berdasarkan catatan dan
peninggalan sejarah, bangsa Indonesia memiliki hubungan erat dengan kehidupan
dan tata pemerintahan maritim. Nenek moyang bangsa Indonesia diduga berasal dari Kawasan Asia Tenggara Yunani-Indochina.
Migrasi penduduk diperkirakan telah
terjadi pada 5000 tahun SM dan pada 2000 tahun SM melalui laut. Peninggalan
pada jaman pra sejarah mengindikasikan
adanya penguasaan teknologi pembuatan perahu dan kemampuan mengarungi lautan nusantara dan
singgah di kawasan sekitarnya. Pada jaman
Hindu-Budha mulai menyebar di kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Nusantara pun melakukan
kegiatan maritim aktif, baik intra insular ataupun ekstra insular, hingga ke India dan Cina. Kekayaan komoditas
perdagangan dari sumberdaya alam dan posisi
geografis yang strategis kepulauan nusantara, menjadikan wilayah ini berkembang
sebagai jalur
perdagangan dan transportasi penting. Kerajaan Sriwijaya mendapatkan masa kejayaannya dengan visi kemaritimannya untuk
menguasai jaringan transportasi dagang, komoditas dan pelabuhan, terutama di sekitar Selat
Malaka. Selain itu kerajaan Sriwijaya dikenal dengan pemerintahan maritim kuat dan efektif
yang disegani di kawasan tersebut. Di Jawa, kerajaan Hindu Majapahit mencapai
puncak kejayaannya menguasai wilayah nusantara
dengan kekuatan maritim yang menjadi modal dasar untuk melakukan kolonisasi, ekspansi dan penetrasi budaya di zaman tersebut.
Wilayah kekuasaannya menyebar hingga
kerajaan bawahan yang
memiliki pelabuhan dan komoditas dagang vital terutama beras. Kapal-kapal dan para pelaut Jawa tercatat dalam kronik-kronik
seperti di Sukodaya - Thailand dan Pegu
- Myanmar sebagai manifestasi kejayaan negara maritim Majapahit. Sementara itu,
kerajaan dan kesultanan Islam pesisir utara Jawa, Demak - Bintara, Tuban, Lasem dan
Jepara melanjutkan tradisi maritim Majapahit sekaligus menyebarkan agama Islam dan menantang keberadaan kekuatan maritim Portugis yang mulai dirasakan menguasai perdagangan komoditas rempah-rempah.
Pada masa yang sama, Banten pun berkembang menjadi kekuatan maritim yang mengendalikan
wilayah barat Nusantara dan
mengendalikan
perdagangan lada. Peran kekuatan maritim Demak digantikan oleh Mataram yang sampai abad ke
- XVII masih dapat diperhitungkan sebagai
negara maritim. Di kepulauan
Nusantara bagian Timur, Kesultanan Makasar dan konfederasi kerajaan etnis Bugis (Bone, Sawito, Luwu, Tanete dan lain-lain) yang berwawasan Maritim menjadi dua kekuatan yang mengendalikan wilayah perdagangan
dan wilayah komoditas. Sifat diaspora (penyebaran)
kedua kelompok etnis ini membuat mereka hadir dimana-mana dan dapat mempertahankan budaya Maritimnya hingga sekarang,
meskipun kedua kerajaan tersebut pun
tidak sanggup menghadapi kekuatan maritim imperialis Barat. Kesultanan Ternate dan Tidore,
yang menguasai sumber komoditas sangat penting seperti rempah-rempah,
mengendalikan pula perdagangan dan jaringan transportasi serta
komunikasi Wilayah Timur Nusantara.
Tradisi insularitas kedua kesultanan ini
sangat terlihat dan merupakan satu
ciri pemahaman geostrategi ’perfect
isolation’ di Kepulauan Nusantara. Kedudukan dan keberadaan Indonesia dalam kancah
global saat ini tentu tidak akan terlepas
dari adanya pengaruh global. Bukan lagi penjajahan dalam arti sempit yang akan dihadapi di era globalisasi ini. Akan tetapi Indonesia akan menghadapi
tantangan global. Indonesia memiliki potensi sumber kekayaan alam (SKA) yang
sangat besar, baik di daratan, lautan
dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun non hayati, serta yang dapat diperbaharui (renewable) maupun yang tidak dapat diperbaharuhi (non renewable). Hal ini merupakan keunggulan komparatif (comparative
advantage) yang dapat dijadikan modal
dan kekuatan dalam pembangunan nasional.
Namun demikian, pemanfaatan dan pengelolaan
potensi sumber kekayaan alam-nya masih dilakukan serampangan. Pola-pola pemanfaatan jangka pendek (short term
utilization) yang cenderung destruktif dan berlebihan lebih banyak dipraktekkan
dibandingkan dengan orientasi pemanfaatan jangka panjang (long-term utilization) yang
mengutamakan pola pemanfaatan optimal dan berkelanjutan.
Bahkan prinsip-prinsip keadilan sosial dalam pemanfaatan dan distribusi hasil pemanfaatan acapkali terabaikan. Praktek pemanfaatan illegal (illegal utilization),
pemanfaatan
yang tidak tercatat (un-reported utilization) dan pemanfaatan yang tidak
beraturan (un-regulated utilization) semakin meraja rela di negeri ribuan pulau
ini. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih kurang 250 juta jiwa merupakan asset bangsa yang sangat besar dan merupakan
keunggulan SDM secara komparatif, selain juga menjadi salah satu pangsa pasar terbesar
dunia. Namun demikian, potensi SDM ini memerlukan penanganan yang baik dalam konteks kesehatan,
pendidikan dan penyediaan lapangan
pekerjaan, sehingga dapat bersaing dengan SDM Negara lain. Dalam kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat Indonesia berpegang teguh pada ideologi
Pancasila. Pancasila telah diterima
sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat. Namun demikian, implementasi jiwa dan semangat
yang terkandung dalam Pancasila tidak sepenuhnya diamalkan, bahkan dewasa ini penyimpangan terhadap sila kemanusiaan yang
adil dan beradab serta keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia seolah-olah semakin menjauh dari bangsa ini. Dan ini merupakan kelemahan yang patut untuk
diminimalisasi, sehingga cita-cita pendiri bangsa agar Pancasila menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia benar-benar dapat diimplementasikan secara
utuh dan menyeluruh. Pengertian Pramuka ialah semua anggota gerakan Pramuka
Indonesia yang terdiri atas berbagai tingkatan, meliputi Pramuka Siaga,
Penggalang, Penegak, serta Pandega. Pramuka sendiri, berasal dari tiga kata,
yakni Praja Muda Karana, yang artinya ialah ‘Rakyat Muda yang Suka Berkarya’.
Dalam rangka memperingati Hari Pramuka Yang Ke – 58 SMP PGRI 6
Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya
Lingkungan yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Keluran Wonokusumo
Kecamatan Semampir , Pada hari Selasa 14/8/2019 melaksanakan kegiatan
Upacara Bendera Peringatan HUT Pramuka
yang Ke – 58 , Dalam kesempatan tersebut yang menjadi Pembina Upacara adalah
Kak ANIS LAILY MUFIDAH , Selaku KAMABIGUS SDS “ AL-IKHLAS Surabaya, dimana
dalam kesempatan ini yang menjadi Petugas Upacara adalah Peserta Didik GABUNGAN
SMP PGRI 6 Surabaya mulai Kelas 7 – Kelas 9 , Dalam amanatnya Kakak yang
kelahiran Oktober 1978 Tersebut menyampaikan Amanat Dari KA Kwarnas Gerakan
Pramuka , Di Akhir Penutup Kak Anis mengajak seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya untuk Menjaga Keutuhan NKRI , Serta
beliau mengajak untuk menjauhi NARKOBA
Dan Obat – Obat Terlarang Serta Untuk Peduli dan Berbudaya Lingkungan ,
Dengan hal tersebut berarti iku menjaga Keutuhan NKRI , Selesai Upacara Seluruh
OSIS SMP PGRI 6 Surabaya di bawah binaan Ibu YENI EKA PRAWISTA , S.Pd dan Ibu
MEI RATNA SUSANTI , S.Si melaksanakan Lomba Peringatan HUT Pramuka Yang Ke – 58
Dan HUT Kemerdekaan RI Yang Ke – 74, Menurut Banu Atmoko , S.Pd bahwa , Tujuan
dari kegiatan ini adalah Rangkain dari Peringatan HUT Pramuka Yang KE – 58 Serta
Peringatan HUT Kemerdekaan RI Yang Ke – 74 , Serta Mengajak Seluruh siswaa untuk Penguatan Pendidikan Karakter serta
Menjaga Keutuhan NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar