Selasa, 13 Agustus 2019

“ Melalui Pramuka Kita JAGA KEUTUHAN NKRI “






































“ Melalui Pramuka Kita JAGA KEUTUHAN NKRI “
Berdasarkan catatan dan peninggalan sejarah, bangsa Indonesia memiliki hubungan erat dengan kehidupan dan tata pemerintahan maritim. Nenek moyang bangsa Indonesia diduga  berasal dari Kawasan Asia Tenggara Yunani-Indochina. Migrasi penduduk diperkirakan  telah terjadi pada 5000 tahun SM dan pada 2000 tahun SM melalui laut. Peninggalan pada  jaman pra sejarah mengindikasikan adanya penguasaan teknologi pembuatan perahu dan  kemampuan mengarungi lautan nusantara dan singgah di kawasan sekitarnya.  Pada jaman Hindu-Budha mulai menyebar di kepulauan Nusantara.  Kerajaan-kerajaan Nusantara pun melakukan kegiatan maritim aktif, baik intra insular ataupun ekstra insular,  hingga ke India dan Cina. Kekayaan komoditas perdagangan dari sumberdaya alam dan  posisi geografis yang strategis kepulauan nusantara, menjadikan wilayah ini berkembang
sebagai jalur perdagangan dan transportasi penting.  Kerajaan Sriwijaya mendapatkan masa  kejayaannya dengan visi kemaritimannya untuk menguasai jaringan transportasi dagang,  komoditas dan pelabuhan, terutama di sekitar Selat Malaka. Selain itu kerajaan Sriwijaya  dikenal dengan pemerintahan maritim kuat dan efektif yang disegani di kawasan tersebut. Di Jawa, kerajaan Hindu Majapahit mencapai puncak kejayaannya menguasai wilayah  nusantara dengan kekuatan maritim yang menjadi modal dasar untuk melakukan kolonisasi,  ekspansi dan penetrasi budaya di zaman tersebut. Wilayah kekuasaannya menyebar hingga
kerajaan bawahan yang memiliki pelabuhan dan komoditas dagang vital terutama beras.  Kapal-kapal dan  para pelaut Jawa tercatat dalam kronik-kronik seperti di Sukodaya -  Thailand dan Pegu - Myanmar sebagai manifestasi kejayaan negara maritim Majapahit. Sementara itu, kerajaan dan kesultanan Islam pesisir utara Jawa, Demak - Bintara, Tuban,  Lasem dan Jepara melanjutkan tradisi maritim Majapahit sekaligus menyebarkan agama  Islam dan menantang keberadaan kekuatan maritim Portugis yang mulai dirasakan  menguasai perdagangan komoditas rempah-rempah. Pada masa yang sama, Banten pun  berkembang menjadi kekuatan maritim yang mengendalikan wilayah barat Nusantara dan
mengendalikan perdagangan lada. Peran kekuatan maritim Demak digantikan oleh  Mataram yang sampai abad  ke - XVII masih dapat diperhitungkan sebagai negara maritim.  Di kepulauan Nusantara bagian Timur, Kesultanan Makasar dan konfederasi kerajaan etnis  Bugis (Bone, Sawito, Luwu, Tanete dan lain-lain) yang berwawasan Maritim menjadi dua  kekuatan yang mengendalikan wilayah perdagangan dan wilayah komoditas. Sifat diaspora  (penyebaran) kedua kelompok etnis ini membuat mereka hadir dimana-mana dan dapat  mempertahankan budaya Maritimnya hingga sekarang, meskipun kedua kerajaan tersebut  pun tidak sanggup menghadapi kekuatan maritim imperialis Barat.  Kesultanan Ternate dan  Tidore, yang menguasai sumber komoditas sangat penting seperti rempah-rempah,
mengendalikan pula perdagangan dan jaringan transportasi serta komunikasi Wilayah  Timur Nusantara. Tradisi insularitas kedua kesultanan ini sangat terlihat dan merupakan  satu ciri pemahaman geostrategi ’perfect isolation’ di Kepulauan Nusantara.  Kedudukan dan keberadaan Indonesia dalam kancah global saat ini tentu tidak akan  terlepas dari adanya pengaruh global.  Bukan lagi penjajahan dalam arti sempit yang akan  dihadapi di era globalisasi ini.  Akan tetapi Indonesia akan menghadapi tantangan global. Indonesia memiliki potensi sumber kekayaan alam (SKA) yang sangat besar, baik di  daratan, lautan dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun non hayati, serta yang  dapat diperbaharui (renewable) maupun yang tidak dapat diperbaharuhi (non renewable).   Hal ini merupakan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dapat dijadikan  modal dan kekuatan dalam pembangunan nasional.  Namun demikian, pemanfaatan dan  pengelolaan potensi sumber kekayaan alam-nya masih dilakukan serampangan.  Pola-pola  pemanfaatan jangka pendek (short term utilization) yang cenderung destruktif dan  berlebihan lebih banyak dipraktekkan dibandingkan dengan orientasi pemanfaatan jangka  panjang (long-term utilization) yang mengutamakan pola pemanfaatan optimal dan  berkelanjutan.  Bahkan prinsip-prinsip keadilan sosial dalam pemanfaatan dan distribusi  hasil pemanfaatan acapkali terabaikan.  Praktek pemanfaatan illegal (illegal  utilization),  pemanfaatan yang tidak tercatat (un-reported utilization) dan pemanfaatan yang tidak beraturan (un-regulated utilization) semakin meraja rela di negeri ribuan pulau ini. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih kurang 250 juta jiwa merupakan asset  bangsa yang sangat besar dan merupakan keunggulan SDM secara komparatif, selain juga  menjadi salah satu pangsa pasar terbesar dunia.  Namun demikian, potensi SDM ini  memerlukan penanganan yang baik dalam konteks kesehatan, pendidikan dan penyediaan  lapangan pekerjaan, sehingga dapat bersaing dengan SDM Negara lain. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat Indonesia berpegang teguh pada ideologi Pancasila.  Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.  Namun demikian, implementasi jiwa dan semangat yang terkandung dalam Pancasila tidak sepenuhnya diamalkan, bahkan dewasa  ini penyimpangan terhadap sila kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial  bagi seluruh rakyat Indonesia seolah-olah semakin menjauh dari bangsa ini.  Dan ini merupakan kelemahan yang patut untuk diminimalisasi, sehingga cita-cita pendiri bangsa agar Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia benar-benar dapat diimplementasikan secara utuh dan menyeluruh. Pengertian Pramuka ialah semua anggota gerakan Pramuka Indonesia yang terdiri atas berbagai tingkatan, meliputi Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, serta Pandega. Pramuka sendiri, berasal dari tiga kata, yakni Praja Muda Karana, yang artinya ialah ‘Rakyat Muda yang Suka Berkarya’.

Dalam rangka memperingati Hari Pramuka Yang Ke – 58 SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli  Berbudaya Lingkungan yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Keluran Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada hari Selasa 14/8/2019 melaksanakan kegiatan Upacara  Bendera Peringatan HUT Pramuka yang Ke – 58 , Dalam kesempatan tersebut yang menjadi Pembina Upacara adalah Kak ANIS LAILY MUFIDAH , Selaku KAMABIGUS SDS “ AL-IKHLAS Surabaya, dimana dalam kesempatan ini yang menjadi Petugas Upacara adalah Peserta Didik GABUNGAN SMP PGRI 6 Surabaya mulai Kelas 7 – Kelas 9 , Dalam amanatnya Kakak yang kelahiran Oktober 1978 Tersebut menyampaikan Amanat Dari KA Kwarnas Gerakan Pramuka , Di Akhir Penutup Kak Anis mengajak seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya untuk Menjaga Keutuhan NKRI , Serta beliau mengajak untuk menjauhi NARKOBA  Dan Obat – Obat Terlarang Serta Untuk Peduli dan Berbudaya Lingkungan , Dengan hal tersebut berarti iku menjaga Keutuhan NKRI , Selesai Upacara Seluruh OSIS SMP PGRI 6 Surabaya di bawah binaan Ibu YENI EKA PRAWISTA , S.Pd dan Ibu MEI RATNA SUSANTI , S.Si melaksanakan Lomba Peringatan HUT Pramuka Yang Ke – 58 Dan HUT Kemerdekaan RI Yang Ke – 74, Menurut Banu Atmoko , S.Pd bahwa , Tujuan dari kegiatan ini adalah Rangkain dari Peringatan HUT Pramuka Yang KE – 58 Serta Peringatan HUT Kemerdekaan RI Yang Ke – 74 , Serta Mengajak Seluruh siswaa  untuk Penguatan Pendidikan Karakter serta Menjaga Keutuhan NKRI.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar