Kamis, 10 September 2020

Beban Orang Tua Terkurangi Dengan Pemberian BANTUAN KARTU PERDANA TELKOMSEL Untuk MBJJ”

 

:”



































Beban Orang Tua Terkurangi  Dengan Pemberian BANTUAN KARTU PERDANA TELKOMSEL Untuk MBJJ”

Hari Ke - 240

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik." (QS al-Isra` [17]: 23) Begitu santunnya Islam mengajarkan penghormatan kepada orang tua. Bukan saja dari raut muka, bahkan perkataan "ah! " saja sudah terlarang. Apalagi menghardik dan bersikap keras atau kasar. Bahkan kita dilarang untuk memaki ibu bapak orang lain, sebab setiap kali kita memaki-maki orang tua orang lain, maka bisa jadi akan mengundang orang itu untuk memaki orang tua kita. Dan itu adalah kezaliman bagi orang tua. Harusnya kata-kata yang mulia saja yang keluar dari lisan kita. Kalau saja kita mau secara jujur merenungi jasa dan pengorbanan orang tua, terlebih ibu kita, niscaya akan kita temui betapa tidak ternilainya kasih sayang mereka. Bayangkan! Sewaktu di perut ibu, sembilan bulan kita menghisap darahnya. Saat itu, ibu sulit berdiri dan berjalan pun berat, bahkan berbaringpun sakit. Tiga bulan pertama mual dan muntah karena ada kita di perutnya. Ketika kita akan terlahir ke dunia, ibu meregang nyawa antara hidup dan mati. Meskipun bersimbah darah dan sakit tiada terperi, tapi ibu tetap rela dengan kehadiran kita. Setelah lahir, satu persatu jari kita dihitungnya dan dibelainya. Di tengah rasa sakit, beliau tiba-tiba tersenyum dengan lelehan air mata bahagia melihat kita terlahir. Dan saat itu pula ibu menyangka akan lahir anak yang saleh yang memuliakannya. Coba kita renungkan kembali! Pada waktu kita masih bayi, tidak kenal siang dan malam kita berbaring dan bangun sesuka hati. Padahal ibu kita hampir tidak tidur semalam suntuk. Rasanya, beliau tidak rela bila ada satu ekor nyamuk pun yang mengigit tubuh kita. Ketika kita mulai kecil mulai nakal, ibu bahagia memamerkan diri kita kepada tetangga-tetangganya. Walaupun untuk itu beliau begitu direpotkan, berutang sana sini agar kita punya sepatu dan berpakaian layak. Ketika menjelang sekolah, ibu dan ayah sungguh-sungguh membanting tulang mencari nafkah, agar kita bisa sekolah seperti anak-anak yang lain. Walaupun mereka harus menahan lapar, namun puas asal anak-anaknya bisa kenyang. Dalam kenyataannya, seiring pertumbuhan kita, tidak sebaik itu bakti kita kepada mereka. Semakin lama kita semakin besar, mata jadi sering sinis kepada orang tua. Jangankan mencium tangan ibunda, untuk sebuah senyum pun kita terkadang berat untuk melakukannya. Bahkan ucapan dan tindakan kita seakan seperti pisau yang sering mengiris hatinya. Lebih dari itu, sering seorang anak begitu mudah menyuruh-nyuruh orang tuanya.Tak ubahnya seperti pesuruh yang dihormati sekadarnya. Padahal tenaga, keringat, dan darah mereka habis untuk membela kita. Lebih parah lagi, ada sebagian anak yang tidak mau memuliakan orang tuanya. Manakala orang tua semakin jompo dan si anak tidak mau mengurusnya, maka dititipkan orang tuanya di panti jompo, astagfirullah. Ini adalah perbuatan yang sangat tercela. Padahal dulu kita sangat menyusahkannya. Harusnya semua itu diingat-ingat. Maka tak heran jika ada anak yang durhaka, anak yang tidak tahu balas budi, hidupnya di dunia ini akan diliputi penderitaan. Kita sering mendengar, betapa hukuman-hukuman Allah langsung diberikan pada anak-anak yang sering menzalimi orang tuanya.Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk selalu mengenang kembali semua untaian pengorbanan orang tua. Beruntunglah bagi siapapun yang orang tuanya masih ada, karena jika orang tua sudah terbungkus kain kafan, kita tidak bisa lagi mencium tangannya atau menatap wajahnya. Karena itu kita harus memiliki tekad yang sangat kuat untuk berbakti pada orang tua. Minimal kita berhenti menyakiti hati orang tua hingga tidak ada luka yang ditoreh di hatinya. Syukur kalau kita sudah bisa menyenangkannya dan diberkahi manfaat besar bagi dunia dan juga akhiratnya. Dalam hal ini, yang paling penting dalam menghormati mereka bukan hanya dengan memberi harta. Namun yang paling dibutuhkan adalah akhlak dari anaknya. Apalah artinya anak kaya, anak bergelar, anak berpangkat, tetapi tidak berakhlak kepada ibu bapaknya? Dan akhlak inilah sebenarnya kekayaan termahal yang bisa membuat sang anak doanya diijabah oleh Allah Azza wa Jalla, sehingga bisa menyelamatkan serta memuliakan ibu bapaknya. Betapa yang dirindukan orang tua itu senyum manis yang tulus dari anaknya serta ketawadhuan.

Pada masa pandemic covid ini , Pengeluaran Orang tua terbebani karena ada nya biaya untuk Paketan Perdana  Bagi Putra / Putrinya  untuk kegiatan Belajar Daring ( ON LINE ) , Dimana Dalam Mengatasi itu SMP Pada Hari Kamis 10/9/2020 Wali Murid SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS AL-IKHLAS Surabaya Sekolah peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  Wali Murid SMP PGRI 6 Surabaya Tampak Wajah Sumringah Ceriah  Wajah Wali Murid SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Karena Putra / Putri beliau menerima Kartu PERDANA Dari TELKOMSEL Untuk Menunjang Merdeka Belajar Jarak Jauh, Sebelum Kartu Perdana di bagikan Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Alumni Jurusan PLS UNESA Kelahiran APRIL 1984 Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd bahwasannya KARTU PERDANA Ini adalah Usaha Dari MKKS SMP Swasta Surabaya Utara dalam membantu meringankan Beban Orang Tua dalam  Pembelajaran Jarak Jauh , Jadi Bapak H. BANU ATMOKO , S .Pd meminta agar Orang Tua betul betul Menagawasi Cara Belajar Putra / Putrinya di Rumah Selama Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh , Jangan Sampai KARTU PERDANA Dari TELKOMSEL Ini di pakai Untuk Mainan Atau Yang Lainnya, Dalam Hal Ini BANU ATMOKO , S.Pd ikut membantu meringankan beban orang tua , sehingga orang tua tidak terbebani biaya untuk beli paketan. Disamping Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd juga meminta agar Wali Murid Melihat HP Putra / Putrinya Sudah mengerjakan Tugas atau belum jangan sampai  Orang Tua Gak Tahu , Disamping Itu BANU ATMOKO , S.Pd meminta Wali Murid Khususnya Kelas 9 SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS AL-IKHLAS Surabaya Kelas 6  Untuk Lebih Mengawasi Polah Belajar nya Apalagi MARET 2021 Akan ada Ujian Nasional Berbasis Daring ( Asesment ) Terakhir Dalam Kesempatan Ini Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekaligus Sekretaris YAYASAN PENDIDIKAN AL-IKHLAS Semampir Dalam Masa Pandemi Ini Mohon Orang Tua /Wali Murid Mengawasi Bermain Putra / Putrinya dengan siapa beliau bermain jangan sampai Putra / Putrinya Gak Pulang dan Orang tua gak tahu , Serta Ajak Anak Anak Kita Untuk Selalu Memakai MASKER Dimanapun dan Kapanpun Karena CORONA Semakin Ganas , BANU ATMOKO , S.Pd berharap dengan KARTU PERDANA Ini Orang Tua dapat tersenyum karena tidak terbebani Paketan.

#Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar