“ TAK ADA YANG TAHU KAPAN MALAIKAT MAUT
DATANG MENGHAMPIRI KITA SIAPKAN DENGAN
BERBUAT BAIK DAN BERMANFAAT KE SE SAMA “
HARI KE- 31
Katakanlah:
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu’ah [62]: 09). Manusia merupakan salah satu
makhluk sosial yang diciptakan oleh Allah . Manusia diberikan hati dan naluri
sebagai pangkal perbedaan dari makhluk-makhluk yang lainnya. Pada dasarnya
semua ciptaan Allah itu akan binasa.
Misalnya, alam semesta ini. Dia akan mengalami kebinasaan pada waktu yang telah
ditetapkan oleh Allah dan itu menjadi rahasia besar Ilahi. Sama halnya dengan
kita.Kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah pada hakikatnya juga akan
menemui masa perpisahan kita dengan alam dunia ini. Memang ini menjadi
teka-teki dan misteri besar yang sampai peran teknologi di era revolusi industri
4.0 dan modernisasi abad ke 21 semakin pesat berkembang tidak mampu mengetahui
kapan waktu kita untuk berpisah dengan alam dunia yang hanya sebentar saja ini.
Oleh karena itu, kita sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah yang paling
tinggi derajatnya diwajibkan untuk selalu bersiap-siap untuk menyongsong hari
berpisahnya dengan alam dunia ini. Karena semua manusia di bumi ini tidak ada
yang tahu persis kapan dan dimana kita akan mengalami perpisahan dengan alam
dunia ini. Benar juga firman Allah berikut ini yang secara eksplisit
menerangkan jika waktu kita harus menghadap Allah, maka kita tidak dapat
menundanya lagi ataupun mendahulukannya. Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah
telah melukiskan ayat yang artinya:“Maka jika datang waktu kematian mereka,
tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetikpun”. (QS. An-Nahl [16]:
61). Setelah investigasi panjangnya, para ilmuwan menegaskan bahwa kematian
adalah makhluk seperti halnya kehidupan, dan seakan kematian itu adalah dasar
utamanya. Dan hal tersebut dapat ditemukan isyaratnya dalam ayat Al-Quran.
“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa
diantara kalian yang terbaik amalnya”. (QS. Al-Mulk [67]: 02).Para ilmuwan
mengatakan bahwa masa tua adalah masa-masa untuk mengakhiri kehidupan manusia
secara alami, jika tidak, maka setiap upaya untuk memperpanjang hidup di atas
batas-batas tertentu akan memberikan banyak penyebabnya, misalnya terserang
penyakit atau kecelakaan, para ilmuwan mengatakan: “Setiap usaha untuk mencapai
keabadian bertentangan dengan alam”.Para ilmuwan telah menyimpulkan hasilnya,
yaitu bahwa meskipun menghabiskan miliaran dolar untuk dapat berumur panjang
sampai usia, tetap saja tidak akan membuahkan hasil dan manfaat. Inilah yang
pernah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad: “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah,
karena Allah tidak pernah memberikan suatu penyakit kecuali Allah berikan
penawarnya kecuali satu masa tua”. (HR. Ahmad).Kondisi Sebelum Hadirnya
KematianSebelum kematian menghampiri kita, kita akan menghadapi yang namanya
sakaratul maut. Secara etimologis kata sakaratul maut berasal dari bahasa arab,
yaitu “sakarat” dan “maut”. Sakarat dapat diartikan dengan “mabuk” sedangkan
“maut” berarti kematian. Dengan demikian, sakaratul maut berarti orang yang
sedang dimabuk dengan masa-masa kematiannya.Sakaratul maut merupakan kondisi
pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan
tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan kondisi terhentinya pernapasan,
nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal,
ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan
paru secara menetap. Sakartul maut dan kematian merupakan dua istilah yang
sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. kematian
lebih kearah suatu proses, sedangkan sakaratul maut merupakan akhir dari hidup.
Artinya: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang
kamu selalu lari darinya”. (QS. Qaaf [50]: 19).Maksud sakaratul maut adalah
kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia
dan menguasai akal sehatnya. Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara
akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat
al haq adalah hakikat keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul
maut dengan kematian. [Jami’u Al Bayan Fii Tafsiri Al Quran
(26/100-101)].Al-Imam Ibnu Katsir berkata: “Ini adalah berita dari Allah
tentang keadaan orang yang sekarat dan tentang apa yang dia rasakan berupa
kengerian serta rasa sakit yang dahsyat (mudah-mudahan Allah meneguhkan kita
dengan ucapan yang teguh, yaitu kalimat tauhid di dunia dan akhirat). Allah
mengabarkan bahwasanya ruh akan dicabut dari jasadnya, hingga tatkala sampai di
tenggorokan, dia meminta tabib yang bisa mengobatinya. Siapa yang bisa
meruqyah? Kemudian, keadaan yang dahsyat dan ngeri tersebut disusul oleh
keadaan yang lebih dahsyat dan lebih ngeri berikutnya (kecuali bagi orang yang
dirahmati Allah I). Kedua betisnya bertautan, lalu meninggal dunia. Kemudian
dibungkus dengan kain kafan (setelah dimandikan). Mulailah manusia
mempersiapkan penguburan jasadnya, sedangkan para malaikat mempersiapkan ruhnya
untuk dibawa ke langit.Mengingat KematianSyari’at ajaran agama Islam telah
mengajarkan bagaimana caranya agar kita selalu mengingat kematian. Dengan kita
mengingat akan adanya kematian, maka kita juga akan lebih mendekatkan diri atau
berserah diri kepada Allah I. Berikut ini penulis akan paparkan beberapa cara
praktis untuk dapat mengingatkan kepada kita akan kematian
Enam
Bulan yang lalu Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di
Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Berada
di kediaman Untuk TAZIYAH Sahabat dari
Penulis yang Juga Alumni Kepala SMP BINA KARYA Yaitu Ibu SITI ANIFAH ,S.Pd , Kini Pada Hari Senin 31/1/2022 Penulis
bersama Bapak Drs.H. ASIF CHOZIN ,MM (
Kepala SMP KAWUNG 1 Surabaya ) , Bapak AINUL YAQIN ,S.Si ( Kepala SMP WACHID HASYIM 1 Surabaya ) ,
Bapak SYAHRUL ,S.Pd ( Kepala SMP Kemala
BHAYANGKARI 6 Surabaya ) , Ibu ANI SETYORINI ,S.Pd ( Kepala SMP AL-IKHLAS
Surabaya ) Bapak HIMAWAN ,S.Ag , M.Pd .
I ( Kepala SMP MUHAMMADYAH 11 Surabaya ) dan Ibu MARINA KURNIASARI ,S.Pd ( Kepala
SMP BARUNAWATI Surabaya ) mendatangi rumah yang 6 bulan lalu di datangi ,
Dimana saat ini Setelah Ibu SITI ANIFAH,S.Pd yang Meninggal dunia , Kini Putra
Tercinta dari Ibu SITI ANIFAH ,S.Pd ( Almarhumah ) Dan Bapak SUHARTONO Yaitu
ANDIKA Meninggal Dunia Pada Tanggal 17
Januari 2022 Waktu Itu
Di
Kediaman kita di sambut oleh Bapak SUHARTONO Selaku Ayah Dari ANDIKA Dan SUAMI
Dari Ibu SITI ANIFAH,S.Pd , Bapak
SUHARTONO Menjelaskan Bahwa ANDIKA Meninggal karena Kecelakaan Dan Beliau Juga
Menyampaikan Permohonan Maaf Jika Selama Hidup Istri SITI ANIFAH ,S.Pd dan
ANDIKA Ada Kesalahan baik sengaja ataupun tidak di sengaja Mohon di maafkan
Dalam
kesempatan ini Penulis Mengajak kepada Diri Penulis untuk selalu bermanfaat
untuk orang lain sebelum Maut Mendatangi kita , karena kita tidak tahu kapan
Maut akan menghampiri kita .
#
Tantangan GuruSiana
#Guruhebat
#Dinaspendidikan
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar