Senin, 31 Januari 2022

“ TAK ADA YANG TAHU KAPAN MALAIKAT MAUT DATANG MENGHAMPIRI KITA SIAPKAN DENGAN BERBUAT BAIK DAN BERMANFAAT KE SE SAMA “

 




“ TAK ADA YANG TAHU KAPAN MALAIKAT MAUT

DATANG MENGHAMPIRI KITA SIAPKAN DENGAN

BERBUAT BAIK DAN BERMANFAAT KE SE SAMA “

HARI KE- 31

 

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu’ah [62]: 09). Manusia merupakan salah satu makhluk sosial yang diciptakan oleh Allah . Manusia diberikan hati dan naluri sebagai pangkal perbedaan dari makhluk-makhluk yang lainnya. Pada dasarnya semua ciptaan Allah  itu akan binasa. Misalnya, alam semesta ini. Dia akan mengalami kebinasaan pada waktu yang telah ditetapkan oleh Allah dan itu menjadi rahasia besar Ilahi. Sama halnya dengan kita.Kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah pada hakikatnya juga akan menemui masa perpisahan kita dengan alam dunia ini. Memang ini menjadi teka-teki dan misteri besar yang sampai peran teknologi di era revolusi industri 4.0 dan modernisasi abad ke 21 semakin pesat berkembang tidak mampu mengetahui kapan waktu kita untuk berpisah dengan alam dunia yang hanya sebentar saja ini. Oleh karena itu, kita sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya diwajibkan untuk selalu bersiap-siap untuk menyongsong hari berpisahnya dengan alam dunia ini. Karena semua manusia di bumi ini tidak ada yang tahu persis kapan dan dimana kita akan mengalami perpisahan dengan alam dunia ini. Benar juga firman Allah berikut ini yang secara eksplisit menerangkan jika waktu kita harus menghadap Allah, maka kita tidak dapat menundanya lagi ataupun mendahulukannya. Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah telah melukiskan ayat yang artinya:“Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetikpun”. (QS. An-Nahl [16]: 61). Setelah investigasi panjangnya, para ilmuwan menegaskan bahwa kematian adalah makhluk seperti halnya kehidupan, dan seakan kematian itu adalah dasar utamanya. Dan hal tersebut dapat ditemukan isyaratnya dalam ayat Al-Quran. “Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa diantara kalian yang terbaik amalnya”. (QS. Al-Mulk [67]: 02).Para ilmuwan mengatakan bahwa masa tua adalah masa-masa untuk mengakhiri kehidupan manusia secara alami, jika tidak, maka setiap upaya untuk memperpanjang hidup di atas batas-batas tertentu akan memberikan banyak penyebabnya, misalnya terserang penyakit atau kecelakaan, para ilmuwan mengatakan: “Setiap usaha untuk mencapai keabadian bertentangan dengan alam”.Para ilmuwan telah menyimpulkan hasilnya, yaitu bahwa meskipun menghabiskan miliaran dolar untuk dapat berumur panjang sampai usia, tetap saja tidak akan membuahkan hasil dan manfaat. Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad: “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena Allah tidak pernah memberikan suatu penyakit kecuali Allah berikan penawarnya kecuali satu masa tua”. (HR. Ahmad).Kondisi Sebelum Hadirnya KematianSebelum kematian menghampiri kita, kita akan menghadapi yang namanya sakaratul maut. Secara etimologis kata sakaratul maut berasal dari bahasa arab, yaitu “sakarat” dan “maut”. Sakarat dapat diartikan dengan “mabuk” sedangkan “maut” berarti kematian. Dengan demikian, sakaratul maut berarti orang yang sedang dimabuk dengan masa-masa kematiannya.Sakaratul maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Sakartul maut dan kematian merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. kematian lebih kearah suatu proses, sedangkan sakaratul maut merupakan akhir dari hidup. Artinya: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya”. (QS. Qaaf [50]: 19).Maksud sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian. [Jami’u Al Bayan Fii Tafsiri Al Quran (26/100-101)].Al-Imam Ibnu Katsir berkata: “Ini adalah berita dari Allah tentang keadaan orang yang sekarat dan tentang apa yang dia rasakan berupa kengerian serta rasa sakit yang dahsyat (mudah-mudahan Allah meneguhkan kita dengan ucapan yang teguh, yaitu kalimat tauhid di dunia dan akhirat). Allah mengabarkan bahwasanya ruh akan dicabut dari jasadnya, hingga tatkala sampai di tenggorokan, dia meminta tabib yang bisa mengobatinya. Siapa yang bisa meruqyah? Kemudian, keadaan yang dahsyat dan ngeri tersebut disusul oleh keadaan yang lebih dahsyat dan lebih ngeri berikutnya (kecuali bagi orang yang dirahmati Allah I). Kedua betisnya bertautan, lalu meninggal dunia. Kemudian dibungkus dengan kain kafan (setelah dimandikan). Mulailah manusia mempersiapkan penguburan jasadnya, sedangkan para malaikat mempersiapkan ruhnya untuk dibawa ke langit.Mengingat KematianSyari’at ajaran agama Islam telah mengajarkan bagaimana caranya agar kita selalu mengingat kematian. Dengan kita mengingat akan adanya kematian, maka kita juga akan lebih mendekatkan diri atau berserah diri kepada Allah I. Berikut ini penulis akan paparkan beberapa cara praktis untuk dapat mengingatkan kepada kita akan kematian

Enam Bulan yang lalu Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah  Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Berada di kediaman  Untuk TAZIYAH Sahabat dari Penulis yang Juga Alumni Kepala SMP BINA KARYA Yaitu Ibu SITI ANIFAH ,S.Pd  , Kini Pada Hari Senin 31/1/2022 Penulis bersama Bapak Drs.H.  ASIF CHOZIN ,MM ( Kepala SMP KAWUNG 1 Surabaya ) , Bapak AINUL YAQIN ,S.Si  ( Kepala SMP WACHID HASYIM 1 Surabaya ) , Bapak SYAHRUL ,S.Pd  ( Kepala SMP Kemala BHAYANGKARI 6 Surabaya ) , Ibu ANI SETYORINI ,S.Pd ( Kepala SMP AL-IKHLAS Surabaya )  Bapak HIMAWAN ,S.Ag , M.Pd . I ( Kepala SMP MUHAMMADYAH 11 Surabaya ) dan Ibu MARINA KURNIASARI ,S.Pd ( Kepala SMP BARUNAWATI Surabaya ) mendatangi rumah yang 6 bulan lalu di datangi , Dimana saat ini Setelah Ibu SITI ANIFAH,S.Pd yang Meninggal dunia , Kini Putra Tercinta dari Ibu SITI ANIFAH ,S.Pd ( Almarhumah ) Dan Bapak SUHARTONO Yaitu ANDIKA Meninggal Dunia  Pada Tanggal 17 Januari 2022 Waktu Itu

Di Kediaman kita di sambut oleh Bapak SUHARTONO Selaku Ayah Dari ANDIKA Dan SUAMI Dari Ibu SITI ANIFAH,S.Pd  , Bapak SUHARTONO Menjelaskan Bahwa ANDIKA Meninggal karena Kecelakaan Dan Beliau Juga Menyampaikan Permohonan Maaf Jika Selama Hidup Istri SITI ANIFAH ,S.Pd dan ANDIKA Ada Kesalahan baik sengaja ataupun tidak di sengaja  Mohon di maafkan

Dalam kesempatan ini Penulis Mengajak kepada Diri Penulis untuk selalu bermanfaat untuk orang lain sebelum Maut Mendatangi kita , karena kita tidak tahu kapan Maut akan menghampiri kita .

# Tantangan GuruSiana

#Guruhebat

#Dinaspendidikan Surabaya

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar