“ Tumbuhkan Jiwa Mendari Dengan Latihan Baris Berbaris
Tongkat “
Tak
hanya olah pikir (literasi), PPK mendorong agar pendidikan nasional kembali
memperhatikan olah hati (etik dan spiritual) olah rasa (estetik), dan juga olah
raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan
secara utuh-menyeluruh dan serentak. Integrasi proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah dapat dilaksanakan
dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi
dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan. Terdapat lima nilai
karakter utama yang bersumber dari Pancasila, yang menjadi prioritas
pengembangan gerakan PPK; yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian
dan kegotongroyongan. Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri, melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang
secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Nilai karakter religius
mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam
perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Implementasi nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap cinta damai,
toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya
diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti perundungan dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai
lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih. Nilai karakter nasionalis
merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan
melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,
rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,
taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Adapun
nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi
sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan
sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas), serta mampu menunjukkan keteladanan. Nilai karakter
mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Siswa yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh,
berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang
hayat. Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat
bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah
mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. "PPK ini merupakan
pintu masuk untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap pendidikan
kita," disampaikan Mendikbud kepada Tim Implementasi PPK yang terdiri dari
berbagai unsur pemangku pendidikan beberapa waktu yang lalu. , PPK tidak
mengubah struktur kurikulum, namun memperkuat Kurikukum 2013 yang sudah memuat
pendidikan karakter itu. Dalam penerapannya, dilakukan sedikit modifikasi
intrakurikuler agar lebih memiliki muatan pendidikan karakter. Kemudian
ditambahkan kegiatan dalam kokurikuler dan ekstrakurikuler. Integrasi ketiganya
diharapkan dapat menumbuhkan budi pekerti dan menguatkan karakter positif anak
didik. "Prinsipnya, manajemen berbasis sekolah, lalu lebih banyak
melibatkan siswa pada aktivitas daripada metode ceramah, kemudian kurikulum
berbasis luas atau broad based curriculum yang mengoptimalkan pemanfaatan
sumber-sumber belajar Pengertian Pramuka ialah semua anggota
gerakan Pramuka Indonesia yang terdiri atas berbagai tingkatan, meliputi
Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, serta Pandega. Pramuka sendiri, berasal
dari tiga kata, yakni Praja Muda Karana, yang artinya ialah ‘Rakyat Muda yang
Suka Berkarya’.
Dalam
Menumbuhkan Penguatan Pendidikan Karakter SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli
Berbudaya Lingkungan Yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan
Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Selasa 26/11/2019 Pukul 15.00 Berkumpul di Lapangan dengan Kak
Syahrul , S.Pd selaku Pelatih Pramuka
di Gudep SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “
AL-IKHLAS Surabaya, Dalam kesempatan ini
Kak Syahrul kelahiran November tersebut mengajarkan Peraturan Baris
Berbaris Menggunakan Tongkat , Semua Peserta Didik yang sangat antusias mengikuti
Instruksi yang di sampaikan oleh Pelatih Kelahiran November Tersebut, Menurut
Kak Syahrul Tujuan dari kegiatan Sore hari ini adalah Mendisiplinkan Siswa ,
Kemandirian, Serta Menguji Daya Ingat. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak
H, BANU ATMOKO , S.Pd , sangat bangga dengan Peserta Didik SMP PGRI 6 Surabaya
dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya yang sangat
rapi dalam Baris Berbaris apalagi dengan
menggunakan tongkat , Hal tersebut untuk
menumbuhkan jiwa pendidikan karakter yaitu jiwa kemandirian , sehingga di
harapkan siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya bisa
lebih mandiri dan lebih disiplin /
Tidak ada komentar:
Posting Komentar