“ Sayangilah Nyawamu
Sejak Dini Dari Maut “
Dalam berbagai agama dan filsafat, jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah
(immaterial) dari seseorang. Biasanya jiwa dipercaya mencakup pikiran dan
kepribadian dan sinonim dengan roh, akal, atau awak diri. Di dalam teologi,
jiwa dipercaya hidup terus setelah seseorang meninggal, dan sebagian agama
mengajarkan bahwa Tuhan adalah pencipta jiwa. Di beberapa budaya, benda-benda
mati dikatakan memiliki jiwa, kepercayaan ini disebut animisme.
Penggunaan istilah jiwa dan roh
seringkali sama, meskipun kata yang pertama lebih sering berhubungan dengan
keduniaan dibandingkan kata yang kedua. Jiwa
dan psyche bisa juga digunakan secara sinonimous, meskipun psyche lebih
berkonotasi fisik, sedangkan jiwa berhubungan dekat dengan metafisik dan agama. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa
memiliki arti roh manusia (yang ada di di tubuh dan
menyebabkan seseorang hidup atau nyawa. Jiwa juga diartikan sebagai seluruh
kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan
sebagainya). Jiwa manusia berbeda dengan
jiwa makhluk yang lain seperti binatang, pohon, dan sebagainya. Jiwa manusia
bagaikan alam semesta, atau alam semesta itu sendiri, yang tersembunyi di dalam
tubuh manusia dan terus bergerak dan berotasi. Mati atau kematian berasal dari bahasa arab.
Mati biasa juga disebut meninggal dunia, yang berarti tidak bernyawa, atau
terpisahnya roh dari zat, psikis dari fisik, jiwa dari badan, atau yang ghaib
dari yang nyata. Seseorang yang sudah mati disebut mayat/ jenazah.
Pada hakekatnya maut
atau mati adalah akhir dari kehidupan dan sekaligus awal kehidupan (baru). Jadi
maut bukan kesudahan, kehancuran atau kemusnahan. Maut adalah suatu peralihan
dari suatu dunia ke dunia lain, dari suatu keadaan kepada keadaan lain, tempat
kehidupan manusia akan berlanjut. Kematian adalah sesuatu yang pasti pada saat
yang telah ditentukan, tidak ada kaitannya dengan perang atau damai, tempat
yang kokoh atau yang sederhana, dan ada upaya atau tidak untuk mempercepat atau
memperlambatnya. Jika maut itu datang, maka datanglah ia.
SMP PGRI 6 Surabaya
adalah Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak
Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo , Kecamatan Semampir pada Hari Selasa 16/3/2016 dan Hari Rabu 16/3/2016
Kedatangan tamu dari Polrestabes Tanjung Perak , yang terdiri dari AIPTU
SUPRIYONO , Brigadir ARAAF , Brigadir
DEVI , Brigadir DHARMA Dan Brigadir ADI, Dimana kedatangan beliau ke sekolah
kami SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya Sosialisasi UU Lalu Lintas No 22 Tahun 2009
Tentang Etika Berlalu Lintas . Dimana Bapak AIPTU SUPRIYONO Menjelaskan kepada
Siswa SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS
bahwa Sayangilah Nyawa kita Dari Maut Sejak Usia Dini, disamping itu Brigadir
DEVI Menjelaskan tentang dampak bahaya jika menggunakan kendaraan bermotor
tanpa tertib lalu lintas , Dimana Brigadir DEVI Juga mengingatkan agar Siswa
SMP PGRI 6 Surabaya & SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya jangan sekali – kali menggunakan
kendaraan bermotor baik pada waktu sekolah , pada waktu extra ataupun bahkan
goncengan tiga, Disamping itu menurut Brigadir DEVI mengatakan bahwa mengingatkan agar siswa / siswi SMP
PGRI 6 Surabaya & SDS “ AL-IKHLAS “ tidak ngandol – ngandol truk karena
bisa membahayakan diri sendiri dan masyarakat. Brigadir DEVI Memberikan
kesempatan untuk melakukan pertanyaan , dimana Siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya sangat antusias dalam menyampaikan pertanyaan. Diakhir penghujung
Bapak Kepala Spegrinam Surabaya Banu Atmoko , S.Pd menyampaikan bahwa Di Spegrinam Surabaya
seluruh siswa / siswinya baik SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “
Surabaya sudah dilarang sekolah membawa
Kendaraan bermotor serta membawa HP Sesuai arahan dari Ibu Walikota Surabaya
dan arahan dari Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Disamping itu
menurut Banu Atmoko , S.Pd setiap hari selalu mengingatkan siswa / siswinya
agar menyayangi nyawanya dari maut “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar