Rabu, 20 Juli 2022

SIAPKAN KURIKULUM MERDEKA DI SMP PGRI 6 ADAKAN TES POTENSI DIRI SISWA / SISWI UNTUK DICETAK MENJADI GENERASI EMAS UNGGUL

 



















SIAPKAN KURIKULUM MERDEKA  DI SMP PGRI 6

ADAKAN TES POTENSI DIRI  SISWA / SISWI

UNTUK DICETAK MENJADI GENERASI EMAS UNGGUL

HARI KE – 200

Pembelajaran Jarak Jauh kini menjadi metode pembelajaran utama yang dilakukan oleh setiap sekolah dalam melakukan proses pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan internet. Metode ini digunakan karena para siswa harus tetap mendapatkan haknya dalam memperoleh pendidikan yang layak.Kelas yang kondusif sulit didapatkan selama pembelajaran daring ini, para guru sulit mengontrol efektivitas pembelajaran yang biasanya Ia lakukan di kelas luring. Selain itu, situasi para siswa yang beragam juga tidak luput dari perhatian para guru. Maka sebelum pembelajaran dimulai, pentingnya bagi guru untuk menganalisis latar belakang para siswanya salah satunya dengan asesmen diagnosis.Asesmen diagnosis merupakan upaya untuk memperoleh informasi tentang kondisi siswa baik dari aspek kognitif maupun nonkognitif terkait dengan kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran selanjutnya.Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (Pusmenjar, 2021). Asesmen diagnosis kognitif bertujuan untuk mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan kompetensi rata-rata, memberikan remidial bagi kelompok siswa di bawah rata-rata.Asesmen ini memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara cepat, untuk mengetahui siswa yang sudah paham, siswa yang agak paham, dan siswa yang belum paham. Dengan demikian Bapak atau Ibu guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.Beda halnya dengan asesmen diagnosis kognitif, asesmen diagnosis nonkognitif bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas belajar di rumah dan kondisi keluarga siswa. Beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, serta kondisi wilayah, menyebabkan proses belajar dan kompetensi siswa menjadi sangat bervariasi.Pandemi yang memaksa pembelajaran jarak jauh menimbulkan ganguan pada perkembangan emosi dan kesehatan psikologis siswa. Bahkan lebih lanjut siswa terancam putus sekolah. Akibatnya hal ini akan berpengaruh saat siswa mulai merintih karirnya nanti.Apabila guru memiliki informasi yang cukup tentang kondisi psikologis dan batas awal capaian kognitif siswa maka akan lebih mudah menyusun rencana pembelajaran yang efektif dan akomodatif terhadap keberagaman.Kepala sekolah bertanggung jawab memastikan asesmen diagnosis dilakukan di semua kelas secara berkala pada awal pembelajaran.  Sebaliknya apabila guru menyusun rencana pembelajaran tanpa mempertimbangkan hal-hal yang disebutkan di atas, maka hasil belajar yang baik akan sukar didapatkan. Capaian kompetensi siswa secara umum akan menurun, yang pada giliran berpengaruh pula pada daya saing mereka dalam kehidupan nyata di masyarakat.Secara ringkas asesmen diagnosis terdiri atas tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Walaupun terdapat dua jenis asesmen diagnosis, yaitu kognitif dan nonkognitif namun tahapan-tahapan tadi tetap berlaku pada keduanya. Tidak ada bentuk yang baku untuk masing-masing tahapan, semuanya sangat bergantung kepada aspek asesmen, jenjang sekolah, kelas siswa berada, mata pelajarannya, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya.Tahap persiapan sangat ditentukan oleh kreativitas seorang guru untuk menyusun instrumen asesmen diagnosis baik kognitif maupun nonkognitif. Tahap pelaksanaan membutuhkan kemampuan bertanya yang baik, terutama pada asesmen diagnosis nonkognitif yang memungkinkan guru melakukan metode wawancara, atau dengan memberi kesempatan siswa bercerita mengenai hal apa saja yang menjadi kendala yang dialaminya. Tahap tindak lanjut perlu kesungguhan seorang guru untuk betul-betul memikirkan langkah terbaik untuk membantu siswa yang beragam kesulitannya. Dalam hal ini guru bisa berdiskusi dengan kepala sekolah atau teman sejawat.

Dalam mempersiapkan Kurikulum Merdeka di Kelas 7 SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  di MPLS Terakhir Hari Rabu 20/7/2022 Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Kelas 7 Mengikuti Materi Tentang Tata Krama Siswa yang di sampaikan oleh Ibu SUGIARTI ,S.Pd  Serta TATA TERTIB Siswa Dan Wawasan WIYATA Mandala Yang di sampaikan oleh  Ibu YUNI ISMARYATI ,S.Pd selaku Guru BK SMP PGRI 6 Surabaya tersebut

Selesai Paparan TATA TERTIB Dan WAWASAN WIYATA Mandala tersebut dilaksanakan TES POTENSI Diri dimana Untuk Mengukur sejauh mana kepribadian siswa tersebut  Apalagi menghadapi Pembelajaran Kurikulum Merdeka tersebut

Dimana Siswa / Siswi Mengerjakan Soal Tes Potensi Diri Sebanyak 24 Soal , Dalam Kesempatan tersebut Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menyampaikan bahwa Tidak ada Benar atau salah dalam  menjawab soal tersebut yang Terpenting adalah Kejujuran dari dalam diri kalian saat menjawab Kata Penulis. Penulis beraharap dengan TES POTENSI Diri tersebut Harapannya adalah Guru bisa mengetahui yang di inginkan siswa tersebut  sehingga  Guru Tidak bingung dalam analisa  Di Pembelajaran Kurikulum Merdeka tersebut , Sehingga harapan dari Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Kelak mereka menjadi Generasi Emas Unggul dan Berkarakter.

 

#Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar