SIAPKAN KURIKULUM MERDEKA DI SMP PGRI 6
ADAKAN TES POTENSI
DIRI SISWA / SISWI
UNTUK DICETAK MENJADI
GENERASI EMAS UNGGUL
HARI KE – 200
Pembelajaran Jarak Jauh kini menjadi metode
pembelajaran utama yang dilakukan oleh setiap sekolah dalam melakukan proses
pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan internet. Metode ini digunakan karena
para siswa harus tetap mendapatkan haknya dalam memperoleh pendidikan yang
layak.Kelas yang kondusif
sulit didapatkan selama pembelajaran daring ini, para guru sulit mengontrol
efektivitas pembelajaran yang biasanya Ia lakukan di kelas luring. Selain itu,
situasi para siswa yang beragam juga tidak luput dari perhatian para guru. Maka
sebelum pembelajaran dimulai, pentingnya bagi guru untuk menganalisis latar
belakang para siswanya salah satunya dengan asesmen diagnosis.Asesmen diagnosis
merupakan upaya untuk memperoleh informasi tentang kondisi siswa baik dari
aspek kognitif maupun nonkognitif terkait dengan kesiapan siswa untuk menerima
materi pelajaran selanjutnya.Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen
diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan
memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah
selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama
semester (Pusmenjar, 2021). Asesmen diagnosis kognitif bertujuan untuk
mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan
kompetensi rata-rata, memberikan remidial bagi kelompok siswa di bawah
rata-rata.Asesmen ini memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara cepat,
untuk mengetahui siswa yang sudah paham, siswa yang agak paham, dan siswa yang
belum paham. Dengan demikian Bapak atau Ibu guru dapat menyesuaikan materi
pembelajaran dengan kemampuan siswa.Beda halnya dengan asesmen diagnosis
kognitif, asesmen diagnosis nonkognitif bertujuan untuk mengetahui
kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas belajar di rumah dan
kondisi keluarga siswa. Beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi,
serta kondisi wilayah, menyebabkan proses belajar dan kompetensi siswa menjadi
sangat bervariasi.Pandemi yang memaksa pembelajaran jarak jauh menimbulkan
ganguan pada perkembangan emosi dan kesehatan psikologis siswa. Bahkan lebih
lanjut siswa terancam putus sekolah. Akibatnya hal ini akan berpengaruh saat
siswa mulai merintih karirnya nanti.Apabila guru memiliki informasi yang cukup
tentang kondisi psikologis dan batas awal capaian kognitif siswa maka akan
lebih mudah menyusun rencana pembelajaran yang efektif dan akomodatif terhadap
keberagaman.Kepala sekolah bertanggung jawab memastikan asesmen diagnosis
dilakukan di semua kelas secara berkala pada awal pembelajaran.
Sebaliknya apabila guru menyusun rencana pembelajaran tanpa mempertimbangkan
hal-hal yang disebutkan di atas, maka hasil belajar yang baik akan sukar
didapatkan. Capaian kompetensi siswa secara umum akan menurun, yang pada
giliran berpengaruh pula pada daya saing mereka dalam kehidupan nyata di
masyarakat.Secara ringkas asesmen diagnosis
terdiri atas tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Walaupun terdapat dua jenis asesmen diagnosis, yaitu kognitif dan nonkognitif
namun tahapan-tahapan tadi tetap berlaku pada keduanya. Tidak ada bentuk yang
baku untuk masing-masing tahapan, semuanya sangat bergantung kepada aspek
asesmen, jenjang sekolah, kelas siswa berada, mata pelajarannya, sarana dan
prasarana, dan lain sebagainya.Tahap persiapan sangat ditentukan oleh
kreativitas seorang guru untuk menyusun instrumen asesmen diagnosis baik
kognitif maupun nonkognitif. Tahap pelaksanaan membutuhkan kemampuan bertanya
yang baik, terutama pada asesmen diagnosis nonkognitif yang memungkinkan guru
melakukan metode wawancara, atau dengan memberi kesempatan siswa bercerita
mengenai hal apa saja yang menjadi kendala yang dialaminya. Tahap tindak lanjut
perlu kesungguhan seorang guru untuk betul-betul memikirkan langkah
terbaik untuk membantu siswa yang beragam kesulitannya. Dalam hal ini guru bisa
berdiskusi dengan kepala sekolah atau teman sejawat.
Dalam mempersiapkan Kurikulum Merdeka di Kelas
7 SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di
Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir di MPLS Terakhir Hari Rabu 20/7/2022 Siswa /
Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Kelas 7 Mengikuti Materi Tentang Tata Krama Siswa
yang di sampaikan oleh Ibu SUGIARTI ,S.Pd Serta TATA TERTIB Siswa Dan Wawasan WIYATA
Mandala Yang di sampaikan oleh Ibu YUNI
ISMARYATI ,S.Pd selaku Guru BK SMP PGRI 6 Surabaya tersebut
Selesai Paparan TATA TERTIB Dan WAWASAN WIYATA
Mandala tersebut dilaksanakan TES POTENSI Diri dimana Untuk Mengukur sejauh
mana kepribadian siswa tersebut Apalagi
menghadapi Pembelajaran Kurikulum Merdeka tersebut
Dimana Siswa / Siswi Mengerjakan Soal Tes
Potensi Diri Sebanyak 24 Soal , Dalam Kesempatan tersebut Penulis yang Juga
Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menyampaikan bahwa Tidak ada Benar atau salah
dalam menjawab soal tersebut yang
Terpenting adalah Kejujuran dari dalam diri kalian saat menjawab Kata Penulis.
Penulis beraharap dengan TES POTENSI Diri tersebut Harapannya adalah Guru bisa
mengetahui yang di inginkan siswa tersebut
sehingga Guru Tidak bingung dalam
analisa Di Pembelajaran Kurikulum
Merdeka tersebut , Sehingga harapan dari Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6
Surabaya Kelak mereka menjadi Generasi Emas Unggul dan Berkarakter.
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar